Peran Cloud dan AI dalam Mewujudkan Industri 4.0

Industri 4.0

Untuk mendukung implementasi industri 4.0, Kemenperin akan bangun pusat inovasi (Foto: Ilustrasi/youngster.id)

youngster.id - Indonesia telah memasuki era Industri 4.0, yang ditandai dengan semakin meningkatnya konektivitas dan interaksi. Juga, semakin terintegerasinya batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Hadirnya era ini pun membuka peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dalam negeri, menguatkan pangsa pasar ekspor global, dan mencapai visi Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terdepan di Asia Tenggara.

Demi mencapai visi tersebut, transformasi digital dalam negeri perlu semakin diakselerasi. Dan pada prosesnya, cloud serta artificial intelligence (AI) memainkan peranan yang sangat penting. Khususnya bagi industri, cloud dan AI memegang peranan strategis untuk meningkatkan kolaborasi, otomasi, produktivitas, dan kemampuan analisis data, sehingga memungkinkan pelaku industri untuk tetap terdepan.

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar atas kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 7,07% pada triwulan II tahun 2021, di mana sektor manufaktur merupakan sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi, yaitu sebesar 1,35%. Dengan dukungan cloud dan AI, maka industri manufaktur berpotensi memberikan kontribusi yang lebih besar lagi.

Pada praktiknya, salah satu tantangan terbesar yang dijumpai oleh industri manufaktur adalah efisiensi dan optimalisasi proses perencanaan produksi. Peluang itu ditangkap perusahaan teknologi Microsoft, yang memperkenalkan Open Manufacturing Platform.

Memanfaatkan teknologi Cloud-based Manufacturing SaaS Applications, platform ini memungkinkan pelaku industri untuk mengakses berbagai data secara real time, sehingga mampu membangun insights yang komprehensif dan memudahkan pengambilan keputusan atau penetapan rencana bisnis. Data yang dimaksud misalnya, prediksi supply-demand, penjadwalan produksi berdasarkan demand pasar, pemilihan mesin yang paling optimal, dan sebagainya.

Seperti namanya, platform ini terbuka untuk seluruh pelaku industri manufaktur. Semakin banyak yang berpartisipasi, semakin besar pula insights yang dapat ditarik. Para pelaku industri bahkan bisa saling berkolaborasi melalui berbagi mesin untuk meningkatkan efisiensi biaya operasi  sehingga tercipta optimalisasi kapasitas industri.

Dalam perjalanannya, sejumlah keberhasilan pemanfaatan cloud dan AI dalam industri manufaktur di Indonesia telah cukup banyak dihasilkan. Misalnya: Hologram Indonesia, sebuah perusahaan teknologi kreatif yang mengembangkan potensi penerapan Mixed Reality di berbagai industri dalam negeri, sukses membantu berbagai industri -termasuk manufaktur- untuk membuat proses kerja sehari-hari menjadi lebih efektif, lancar, serta hemat biaya. Skopie, sukses mengembangkan Production Integrated Monitoring System yang memberikan manfaat berupa meningkatkan pengiriman tepat waktu, serta optimalisasi proses dengan program digitalisasi yang berpotensi mengurangi biaya hingga sebesar 10%. Juga, Jejak.in, perusahaan startup Indonesia yang menyediakan solusi berbasis Artificial Intelligent (AI) dan Internet of Things (IoT), sukses mengembangkan solusi teknologi berbasis Microsoft Azure untuk membantu mendemokratisasi pengimbangan carbon offset.

Semua itu menunjukkan bagaimana kolaborasi (seperti melalui asosiasi dan mitra) sangat diperlukan untuk mempercepat transformasi digital industri.

Dan, pada akhirnya, seluruh transformasi digital ini diharapkan akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. (*AMBS)

 

 

Exit mobile version