youngster.id - Generasi milenial & laki-laki cenderung lebih reaktif untuk mencoba tren baru makanan dan minuman kekinian. Ada tujuh faktor utama yang menarik anak muda untuk mencoba makanan atau minuman baru.
Laporan terbaru yang dirilis Lembaga riset Populix bertajuk: “Millennials & Gen Z Report: Exploring the Hip F&B Phenomenon”, menyebutkan bahwa laki-laki cenderung lebih gercep dalam urusan mencoba tren kuliner kekinian. Sebanyak 14% responden laki-laki mengaku akan mencoba setiap kali ada tren baru, dan 29% mengaku akan mengeksplorasi rasa baru setidaknya sebulan sekali.
“Berbeda dengan perempuan yang cenderung lebih FOMO (fear of missing out/takut ketinggalan) karena dipengaruhi oleh tren media sosial,” kata Indah Tanip, VP of Research Populix, Kamis (14/8/2025).
FOMO adalah singkatan dari fear of missing out atau takut ketinggalan, yaitu perasaan khawatir atau cemas ketika merasa tertinggal dari pengalaman, tren, atau informasi yang sedang terjadi di sekitarnya, khususnya yang banyak dibicarakan atau terlihat di media sosial. Perilaku ini terlihat pada sekitar 30% responden perempuan yang mengaku mencoba kuliner baru saat tertarik dengan tren di media sosial.
“Apabila dilihat dari sisi generasi, milenial cenderung lebih tertarik mencoba makanan dan minuman kekinian baru. Berbeda dengan gen Z yang ternyata lebih kalem dalam menyikapinya, bahkan cenderung akan mengeksplorasi tren baru sekali saja dalam kurun waktu beberapa bulan,” tambah Indah.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa harga terjangkau menjadi faktor pertama yang menarik mereka. Sedangkan generasi Z cenderung lebih tertarik pada kemasan atau tampilan makanan yang menarik. Dua faktor lainnya adalah bahan dan rasa yang unik (28%) juga viral di media sosial (27%). Tak lupa ketersediaan di aplikasi pesan antar yang turut jadi pertimbangan 10% responden.
“Meskipun rekomendasi influencer maupun food blogger cukup berpengaruh, generasi muda jauh lebih memercayai rekomendasi orang terdekat, seperti teman atau keluarga mereka. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun dorongan eksternal menyumbang pengaruh, pada akhirnya pengalaman pelanggan yang menjadi faktor utama langgengnya sebuah usaha kuliner. Harapannya temuan-temuan di atas dapat mendukung pengembangan usaha-usaha kuliner di Indonesia,” tutup Indah.
HENNI S.
Discussion about this post