youngster.id - Kampung kota adalah wajah metropolitan kerap dinarasikan negatif, kumuh, padat, dan tidak sehat. Padahal penelitian mendapati 44% warga Jakarta tinggal di kampung-kampung kota dan jadi penggerak kehidupan metropolitan.
Untuk menjembatani jarak sosial ini maka Antropologi Universitas Indonesias bekerja sama dengan Jaringan Muda Kampung Kota dan Urban Poor Consortium (UPC) menyelenggarakan Workshop Video Etnografi Untuk anak muda kampung kota.
Program ini adalah bagian dari program Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia yang digagas oleh Dekan Fisip UI Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto dan dosen Antropologi UI Aryo Danusiri, Ph.D. Program ini merupakan bagian dari program riset mengenai politik agraria dan partisipasi politik di Indonesia.
“Kekuatan dari video dokumenter ialah untuk menjembatani kesenjangan-kesenjangan sosial agar dapat mewujdukan pemahaman yang lebih baik sehingga terbuka peluang untuk kerja sama. Video bukanlah barang “kaum profesional” lagi, tetapi telah menjadi teknologi visual keseharian. Sehingga tujuan dari workshop ini ialah memberikan bekal pengetahuan kepada peserta untuk dapat memproduksi video dokumenter yang tidak sekedar hiburan tetapi dapat memberikan pengetahuan yang memadai mengenai lingkungan perkampung mereka yang sering ditampilkan secara negatif di media populer,” kata Prof Semiarto, dikutip Rabu (13/12/2023).
Menurut Prof Semiarto, hal mendesak lainnya ialah isu sengketa tanah yang banyak mengancam eksistensi kampung-kampung kota. Program reforma agraria dari pemerintah memberikan peluang bagi kaum miskin kota untuk mengklaim kewajiban negara untuk menyediakan hunian yang layak bagi warganya. Video dokumenter memiliki kapasitas untuk menunjukkan bahwa kampung – kampung kota ini bukanlah jamur musiman yang mengkotori kota tetapi tetapi pemukiman yang telah memiliki sejarah panjang sebagai bagian dari jaringan perkembangan kota Jakarta.
“Public anthroplogy bukan sekedar menjadikan antropologi populer di mata publik. Tetapi public antropology merupakan concern utama atau hakekat bagi eksistensi antropologi, sehingga program seperti ini akan dikembangkan menjadi program tahunan,” kata Dekan lagi.
Workshop Video Etnografi ini sudah berlangsung pada 10 Desember 2023 di balai warga Kampung Muka, Ancol Jakarta Utara. Digelar pemutaran berbagai video dokumenter dan penjelasan mengenai penggunakan video sebagai strategi advokasi hak-hak hunian bagi kaum miskin kota. Setelah itu peserta diajak untuk menonton dokumenter etnografi “Lukas’ Moment” karya Aryo Danusiri yang berkisah tentang pemuda Marind di Merauke yang bergulat dalam membangun usaha dagang udang antar-kota. Dokumenter lain ialah “Tanah Moyangku” karya Edy Purwanto (WatchDoc) yang fokus pada masyarakat adat dan sejarah panjang politik agraria di Indonesia.
Dari kedua pemutaran ini, peserta diajak untuk mendalami bagaimana setiap style dalam film dokumenter memiliki kekuatannya sendiri dalam pendidikan kritis bagi publik.
STEVY WIDIA
Discussion about this post