youngster.id - Warung tradisional berpotensi memberikan dampak yang signifikan bagi kemajuan ekonomi nasional. Data Euromonitor pada tahun 2021, menunjukkan dari 3,61 juta ritel yang ada di Indonesia 3,57 juta di antaranya berbentuk toko atau warung tradisional. Namun, akses pembiayaan menjadi kendala bagi para pemilik warung tradisional untuk berkembang.
Hal ini mendorong Dagangan menjalin kerja sama strategis dengan Kementerian Perdagangan, mitra perbankan, dan KADIN DIY dalam mengakselerasi perkembangan ekosistem warung tradisional. Program pendanaan ini bernama Wirausaha Berdana (Wiradana).
VP of Business Development Dagangan Adi Wismaya mengatakan, pemilik warung tradisional memiliki tantangan dan kendala dalam mengajukan pembiayaan untuk modal usaha.
“Untuk itu sebagai fasilitator dalam memperkuat ekosistem UMKM kami menghubungkan mereka dengan mitra keuangan salah satunya mitra perbankan serta memfasilitasi kedua pihak dalam proses penyaluran modal usaha melalui Program WiraDana. Nantinya, pengguna aplikasi Dagangan dapat langsung membeli stok kebutuhan warung lewat aplikasi Dagangan, kemudian memilih pembayaran secara tempo dengan memanfaatkan pembiayaan modal usaha mikro dari mitra perbankan,” ungkap Adi dalam siaran pers Selasa (7/11/2023).
Target pembiayaan modal usaha melalui Program WiraDana bersama mitra perbankan dan mitra fintech ini akan disalurkan kepada 1,200 pemilik warung tradisional melalui aplikasi Dagangan dengan total pembiayaan senilai Rp12 Miliar.
Menurut Adi, sebagai salah satu perusahaan berbasis teknologi, Dagangan turut berperan aktif dalam mendukung ekosistem UMKM digital terutama pedagang sembako dan warung tradisional di pulau Jawa termasuk wilayah D.I.Yogyakarta. Dagangan menyediakan aplikasi yang menawarkan pasokan barang kebutuhan sehari-hari.
“Harapan kami dengan sinergi dan kolaborasi ini mampu memberikan dukungan yang komprehensif demi mendukung akselerasi UMKM digital dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan profit yang berkelanjutan sehingga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi inklusif secara nasional, pungkasnya.
Program ini diinisiasi dan didukung oleh Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dalam memberdayakan dan mengupayakan target 1,000 warung tradisional berkembang melalui modernisasi warung dan digitalisasi pemenuhan pasokan barang.
“Kementerian Perdagangan mendorong kolaborasi dan program ini dalam membangun ekosistem bisnis UMKM melalui empat pilar peningkatan daya saing, diantaranya mewujudkan inovasi UMKM, membuka akses kemitraan, akses digitalisasi, dan akses pembiayaan. Saya mengimbau untuk melanjutkan kolaborasi dan inisiatif bersama Kementerian Perdagangan, pemerintah daerah, mitra perbankan serta distributor online seperti Dagangan untuk mendorong warung tradisional go digital dan naik kelas serta bangkitkan ekonomi melalui perdagangan yang berkelanjutan,” katanya.
STEVY WIDIA