youngster.id - Financial technology (fintech) di Indonesia memiliki peranan penting dalam meningkatkan aksesibilitas masyarakat pada layanan keuangan yang beragam seperti peer-to-peer (P2P) lending, e-wallet, bank digital, hingga investasi pada saham maupun aset crypto.
Kemudahan masyarakat dalam mengakses berbagai layanan tersebut didorong oleh hadirnya ribuan startup layanan keuangan dengan inovasi-inovasi yang ditawarkan.
Berdasarkan laporan dari platform market intelligence Tracxn, per Juli 2023 terdapat 1.206 startup berbasis fintech di Indonesia dengan setidaknya ada 22 perusahaan yang menyandang status unicorn di Indonesia dalam kurun 10 tahun terakhir. Salah satunya aplikasi trading kripto PINTU.
Chief Marketing Officer (CMO) PINTU mengatakan, dalam waktu dua tahun kami mengalami pertumbuhan agresif bertepatan dengan booming-nya investasi crypto pada tahun 2020-2021 sehingga menciptakan hype di pasar ritel yang mendorong pertumbuhan PINTU secara eksponensial di mana aplikasi PINTU diunduh lebih dari 6 juta kali.
Menurutnya, pertumbuhan ini juga didorong oleh kemampuan tim PINTU yang menemukan product market fit sesuai dengan pasar Indonesia sehingga kami mampu menyelesaikan masalah pada pain points yang dihadapi oleh pengguna di Indonesia dengan menghadirkan platform investasi yang mampu menyederhanakan akses berinvestasi melalui user interface (UI) yang ramah, investasi dengan modal kecil mulai dari Rp11 ribu, biaya transparan, jual beli dan tarik aset crypto 24 jam.
“Selain itu, peran aktif regulator yang sangat suportif mendukung kemajuan ekosistem investasi crypto di Indonesia yang menjadikan industri crypto tumbuh dengan pesat,” kata Timo, Jum’at (29/9/2023).
Investor crypto jumlahnya terus bertambah. Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) per Agustus 2023, ada lebih dari 17 juta investor crypto di Indonesia dengan nilai transaksinya mencapai Rp10,64 triliun, meningkat sekitar 13,6% dari bulan Juli sebesar Rp9,37 triliun.
Meski pertumbuhannya pesat, masih terdapat banyak sekali tantangan yang harus diselesaikan untuk meningkatkan akselerasi adopsi crypto di Indonesia lebih masif lagi. Dengan potensi pasar crypto Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara, industri crypto dan teknologi blockchain masih memiliki ruang yang sangat luas untuk tumbuh.
“Walaupun pasar crypto saat ini masih dalam fase bear market, bagi kami fase ini menjadi momentum untuk fokus membangun produk baru dan merekrut talenta-talenta terbaik di bidang crypto, blockchain, Web3 sebagai persiapan menyambut pasar bullish. Untuk itu fokus kami tidak hanya mencapai status sebagai startup unicorn melainkan kami ingin memberikan kemudahan akses investasi crypto bagi semua orang di Indonesia dan Asia Tenggara melalui aplikasi PINTU,” ungkap Timo.
Menurut Timo, di tengah berbagai tantangan yang dihadapi secara global, PINTU siap memberikan pengalaman terbaik berinvestasi crypto kepada pengguna. Karena PINTU diisi oleh talenta terbaik di bidang crypto yang menjadikan kami sebagai perusahaan blockchain terkemuka di Indonesia.
“Dalam rangka mempercepat akselerasi crypto dan adopsinya di Indonesia, PINTU siap dengan segala sumber daya yang dimiliki untuk mendorong perubahan positif di Indonesia melalui penerapan teknologi blockchain,” tutup Timo.
HENNI S.
Discussion about this post