Aplikasi Streaming Video Hooq Bakal Tutup

Aplikasi video streaming Hooq. (Foto: istimewa)

youngster.id - Aplikasi streaming video Hooq dipastikan akan ditutup pada 30 April mendatang. Para pemegang saham Hooq sudah memutuskan untuk likuidasi perusahaan.

“Sudah tidak ada charging dan aktivasi pelanggan baru sejak Singtel filing likuidasi Hooq di Singapura 27 Maret. Layanan akan berhenti pada 30 April,” ungkap Guntur Siboro, Country Head Hooq Indonesia dalam keterangannya, Senin (27/4/2020).

Hooq Digital merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Singapore Telecommunication Ltd (Singtel), Sony Pictures Television, dan Warner Bros Entertainment, yang didirikan pada 2015. Aplikasi ini beroperasi di Singapura, Filipina, Thailand, Indonesia, dan India, yang jumlah penggunanya diklaim mencapai 80 juta.

Singtel menguasai kepemilikan saham tidak langsung Hooq sebesar 76,5%. Singtel berharap likuidasi ini tidak memiliki dampak material pada aset perusahaan. Likuidasi sendiri dilakukan karena Hooq dinilai gagal tumbuh dengan cepat, gagal meraih profit berkelanjutan, dan tak sanggup menutupi biaya operasional juga produksi yang terus naik.

Di Indonesia Hooq pernah menjalin kerja sama dengan sejumlah operator telekomunikasi seperti Smartfren dan Telkom untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Perusahaan menerapkan sistem bundling dari pembelian paket kuota internet operator seluler, tetapi kesulitan untuk meraih pendapatan dari biaya langganan yang dibayar langsung oleh pengguna.

Hooq juga pernah menjalin kerja sama agar pengguna dapat mengakses konten video dari aplikasi Grab. Namun, tampaknya langkah-langkah ini tak berhasil mendorong pertumbuhan bisnis Hooq. Akhirnya pada 27 Maret yang lalu pemegang saham Hooq sudah memutuskan likuidasi Hooq.

STEVY WIDIA

Exit mobile version