youngster.id - Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) menilai aset kripto di Indonesia berkembang semakin pesat. Beberapa indikator menunjukkan bahwa pertumbuhan aset kripto di Indonesia semakin pesat, sehingga perlu dibentuk Bursa Kripto.
Triple A menyebutkan Indonesia menempati peringkat 30, di bawah Malaysia dan Vietnam, dalam kepemilikan aset kripto. Sementara itu, Data Kementerian Perdagangan per Desember 2021 menunjukkan pertumbuhan rate aset kripto yang signifikan dan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni, mencapai 11,2 juta. Data Bursa Efek Indonesia menunjukan bahwa jumlah kepemilikan aset kripto terhitung lebih banyak dibandingkan jumlah investor saham yang hanya memiliki 7,47 juta investor per Desember 2021.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga saat wawancaranya di salah satu TV Swasta pada (27/1) mengatakan bahwa, animo dan antusiasme masyarakat pada Industri Kripto sangat tinggi, untuk angka kenaikan juga cukup signifikan yang dilihat dari akumulasi pertumbuhan Industri Kripto sepanjang 2020 telah mencapai angka 64,97 triliun dan di tahun 2021 angkanya meningkat pesat hingga 859,45 triliun atau sebanyak 1.222% dengan average per hari 2,35 triliun.
Asih Karnengsih, Chairwoman Asosiasi Blockchain Indonesia berpendapat bahwa perkembangan Industri Kripto berpotensi untuk mendukung industri lain yang terlibat dalam transaksi kripto. Salah satunya adalah industri keuangan yang memiliki fungsi sebagai jembatan dalam proses deposit dan withdrawal antar pedagang fisik aset kripto dan nasabahnya.
“Bursa Kripto akan berperan lebih optimal dalam menjaring para pelaku Industri Kripto dan mengembangkannya menjadi industri yang memberi dampak positif pada stakeholders, sejalan dengan regulasi Industri Kripto yang telah dibuat oleh otoritas terkait,” kata Asih dalam keterangannya, dikutip Rabu (23/2/2022).
Asih menilai bahwa industri aset kripto ke depannya akan terus mengalami perkembangan, dilihat dari data kenaikan transaksi yang meningkat secara signifikan dan juga melihat bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang menyambut baik Industri Kripto, terlihat dari upaya pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan BAPPEBTI dalam mengawasi dan meregulasi kripto.
Regulasi ini menunjukkan bahwa pemerintah sudah memfasilitasi Industri Kripto dalam melakukan inovasi untuk dapat terus berkembang dan bersaing di pasar global, dengan tetap menyeimbangkan kebutuhan akan perlindungan konsumen dan mengurangi risiko. Kementerian Perdagangan dalam waktu dekat akan segera meresmikan Bursa Kripto yang dicanangkan sebagai Bursa Kripto pertama yang diregulasi oleh pemerintah.
“Saat ini jual beli langsung ke trader. Dengan hadirnya Bursa ini, akan lebih accountable, kliring-nya, kustodian-nya, pencatatannya, record-nya, dan lainnya akan lebih terintegrasi antara konsumen, pedagang, dan juga tentunya yang paling penting adalah memberikan keamanan dan perlindungan untuk konsumen. Hal ini, yang menjadi perhatian kami di Kemendag bahwa, Bursa ini akan dapat menghidupkan, membuat, dan menciptakan ekosistem yang baik dan sehat dengan menumbuhkan banyak trader lain untuk berpartisipasi dalam Bursa tersebut,” kata Jerry.
Hadirnya Bursa Kripto ini juga mendapat dukungan dari para pelaku bisnis. CEO Indodax Oscar Dharmawan, turut mendukung kehadiran Bursa Kripto yang akan memberikan perlindungan kepada masyarakat karena dalam ekosistem itu akan ada lembaga kliring yang tentunya akan memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Dukungan juga dikemukakan Jeth Soetoyo, Founder dan CEO PINTU, yang menyebutkan aset kripto memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia dan sudah selayaknya aset kripto ini diperdagangkan melalui mekanisme di Bursa guna menjaga keamanan pelaku trading aset kripto di dalam negeri.
“Asosiasi Blockchain Indonesia senang melihat respon positif para anggota ABI tentang dibentuknya Bursa Kripto. ABI pun terus melakukan cross reference tentang kripto dalam lingkup nasional dan melaksanakan program edukasi, serta memberi informasi terkini mengenai blockchain, diantaranya Coinvestasi, agar masyarakat bisa lebih bijak dalam menerima dan menyaring informasi,” tutup Asih.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post