youngster.id - Kemajuan ilmu pengetahuan terus membuka terapi presisi dalam penanganan kanker payudara, yang hingga kini masih menjadi jenis kanker dengan prevalensi tertinggi pada wanita di Indonesia. Mengkuti perkembangan ini, AstraZeneca terus menghadirkan inovasi terapi kanker payudara yang komprehensif disesuaikan dengan karakteristik penyakit pada setiap pasien.
“Pendekatan berbasis sains menjadi fondasi bagi AstraZeneca dalam mengembangkan terapi yang tidak hanya efektif secara klinis, tetapi juga memberikan nilai nyata bagi pasien. Kami percaya inovasi ilmiah yang tepat sasaran adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang harapan bagi setiap pasien kanker,” kata Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia dikutip Rabu (15/10/2025).
Esra mengunkapkan, setiap kanker payudara memiliki profil biologis yang berbeda, sehingga memerlukan pendekatan terapi yang personal dan presisi. Kini, terapi presisi kanker payudara tidak lagi terbatas pada pembagian sederhana HER2-positif dan HER2-negatif, namun menghadirkan kategori baru berdasarkan ekspresi dan profil mutasi, BRCA, HER2-Low, HER2- Ultralow, dan PIK3CA/AKT/PTEN yang membuka peluang bagi pendekatan terapi yang lebih presisi dan personal.
“Sebagai contoh, untuk pasien dengan kadar HER2 tinggi maupun rendah, AstraZeneca mengembangkan terapi berbasis antibody-drug conjugate (ADC) yang bekerja secara tepat sasaran dengan menghantarkan obat langsung ke sel kanker, sekaligus meminimalkan dampaknya terhadap sel sehat. Pada pasien dengan reseptor hormon positif (HR+), inovasi terapi hormonal generasi baru yang dikombinasikan dengan penghambat enzim AKT dirancang untuk mengatasi resistensi terhadap pengobatan sebelumnya dan memperpanjang kendali penyakit,” paparnya.
Lebih lanjut Esra menjelaskan, pasien dengan mutasi gen BRCA, inovasi melalui terapi target memberikan harapan baru dengan menghambat kemampuan sel kanker memperbaiki diri, sehingga pertumbuhannya dapat dihentikan secara alami.
“Untuk tipe kanker payudara yang lebih agresif seperti triple-negative, penelitian yang tengah dikembangkan oleh AstraZeneca berfokus pada kombinasi pendekatan berbasis antibody- drug conjugate (ADC) dan imunoterapi, yang diharapkan dapat membuka harapan baru bagi pasien dengan pilihan pengobatan yang masih terbatas saat ini,” katanya lagi.
Ezra menegaskan, terobosan ilmiah bukan hanya langkah maju dalam bidang medis, melainkan kesempatan nyata untuk meningkatkan harapan hidup pasien kanker payudara di Indonesia. Inovasi ini sekaligus menjadi titik penting dalam mendorong sistem kesehatan yang lebih adil dan merata.
“Kami percaya setiap pasien berhak mendapatkan pengobatan yang paling sesuai dengan kebutuhannya. AstraZeneca terus berinovasi dan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memastikan sistem penanganan kanker payudara dapat menjangkau lebih banyak pasien dengan cara yang efektif dan berkelanjutan,” ucapnya.
Tentunya kemajuan sains dalam penanganan kanker payudara ini akan semakin bernilai jika diiringi dengan akses yang merata bagi seluruh pasien. Melalui peran aktif pemerintah dalam regulasi, pembiayaan, dan kemitraan lintas sektor, Indonesia berada dalam posisi strategis untuk memastikan pasien kanker payudara dapat menikmati manfaat dari terapi inovatif terkini dan sejajar dengan perkembangan ilmu pengetahuan global. Hal ini menjadi krusial mengingat kanker payudara adalah kanker yang paling sering diderita wanita di Indonesia dan tetap menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi.
AstraZeneca mengapresiasi peran krusial BPOM sebagai regulator kunci di bawah kepemimpinan Profesor Taruna Ikrar, yang secara konsisten mendukung percepatan akses dan registrasi terapi inovatif bagi pasien kanker payudara di Indonesia. Terbitnya regulasi BPOM yang mempersingkat jalur reliance menjadi 90 Hari Kerja menjadi bukti komitmen kuat dalam menghadirkan solusi kesehatan yang lebih relevan dan memberikan harapan baru bagi pasien kanker payudara dan keluarganya.
“Melalui sinergi dan kolaborasi yang berkelanjutan, AstraZeneca bangga dapat menjembatani kemajuan sains global sehingga manfaat terapi mutakhir dapat segera dirasakan oleh masyarakat,” pungkas Ezra.
STEVY WIDIA
Discussion about this post