Baru 10% UMKM Punya Rencana Bisnis Jangka Panjang

Youtap

Peluncuran Aplikasi Dagang Youtap. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) perlahan bangkit dan beradaptasi dengan keadaan di masa sulit ini. Salah satunya dengan mulai memanfaatkan teknologi dalam melayani pelanggannya. Namun baru sedikit yang punya rencana bisnis jangka panjang.

 

Dari data World Bank yang berjudul Investigating The Financial Capabilities of SMEs, hanya 29% responden dari 24 negara yang disurvei tekun dalam mereview laporan keuangannya. Youtap melihat ini sebagai peluang kesempatan untuk membantu para pelaku bisnis agar dapat menjalankan usahanya menjadi lebih mudah dan tepat guna.

 

CEO Youtap Indonesia Herman Suharto mengungkapkan, solusi Youtap harus bisa dipakai oleh semua level merchant. Karena itu, memahami kondisi merchant menjadi dasar bagi Youtap dalam mengambil sebuah tindakan.

 

“Sejak sebelum pandemi, kami telah memiliki tim riset in-house yang setiap hari melakukan tugasnya, bertanya kepada merchant untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka. Dari situ, kami mengetahui bahwa para pelaku UMKM butuh solusi bisnis untuk mengelola bisnis hingga mengelola penerimaan transaksinya,” kata Herman dalam keterangannya, Selasa (1/12/2020).

 

Menurut dia, Youtap Indonesia sebagai data driven company selalu mengimplementasikan solusi bisnisnya berdasarkan kebutuhan dari para pelaku bisnis melalui  riset yang dilakukan secara kontinu. Dari research yang dilakukan, terdapat 4 profil.

 

Pertama Pejuang Harian, yang menjalankan usaha untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan harian) dengan presentase sebesar 33%.  Kemudian Pengikut Arus, sadar adanya resiko usaha namun membutuhkan informasi untuk mengatasinya sebesar 38%. Kemudian Pencari Peluang,  yang sudah memiliki rencana jangka pendek dan paham adanya resiko dalam memiliki usaha dengan angka sebesar 20%.

 

Terakhir adalah kelompok Pemimpi Tangguh, sudah memiliki rencana bisnis dalam hitungan jangka panjang dan memiliki informasi yang cukup untuk mengetahui support yang dibutuhkan sebesar 10%. Keempat persona inilah yang menjadi dasar dari Youtap Indonesia dalam mengembangkan inovasi digital terdepan.

 

“Hasil riset inilah yang membuat kami datang dengan solusi bisnis digital yang bisa memenuhi berbagai kebutuhan merchant,” ujar Herman.

 

Berdasarkan pada hasil riset yang didapat dan menyesuaikan pada masa pandemi ini, Youtap melakukan inovasi digital yang membantu para pelaku usaha melalui penyediaan opsi pembayaran non tunai dengan menggunakan transaksi TTM (Tanpa Tatap Muka) sehingga pedagang dapat mengirimkan kode QR mereka kepada pembeli  melalui aplikasi chatting dan pembeli dapat melakukan pembayaran dengan mudah dan aman. 

 

“Ke depan fokus kami adalah untuk terus ada secara nasional dan menjadi aplikasi dagang untuk setiap lini usaha yang dapat membantu dan memberdayakan pelaku usaha untuk pencapaian yang terbaik. Kami berharap Youtap bisa terus menjadi jembatan bagi sektor UMKM di Indonesia dalam mengembangkan bisnisnya. Namun yang paling penting, di masa pandemi ini, kita harus terus Adapt, Fight, and Win,” tutup Herman.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version