youngster.id - Teknologi digital dipercaya dapat menjadi penyelamat bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tengah badai pandemi Covid-19. Untuk itu pemerintah akan mempercepat proses go digital UMKM dengan menerapkan praktik bisnis secara digital.
“Digitalisasi KUMKM adalah kunci pemulihan ekonomi, sebab baru 13% UMKM yang sudah terkoneksi dengan digital. Karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM akan mempercepat UMKM go digital,” kata Teten Masduki Menteri Koperasi dan UKM dalam keterangannya baru-baru ini.
Dia mengungkapkan, pemerintah berencana mendesain ulang pembangunan UMKM dalam fase pemulihan ekonomi. Langkah tersebut perlu dipersiapkan dengan menjaga eksistensi sektor UMKM yang terkena dampak pandemi covid-19.
“Ke depan ketika kita sudah melewati fase pemulihan ekonomi covid-19, kita harus betul-betul mendesain ulang pembangunan UMKM kita,” ucap Teten melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 9 Juni 2020.
Berbagai kebijakan yang dilakukan untuk mempercepat UMKM go digital ini, antara lain dengan “refocusing” terhadap program pelatihan di lingkungan kementeriannya. Pelatihan diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan KUMKM terkait digitalisasi.
Ia menegaskan, pihaknya mendorong KUMKM untuk mengoptimalisasikan pemasaran secara online, sehingga pelaku usaha tetap produktif di kondisi pandemi yang tidak memungkinkan aktivitas transaksi secara langsung.
“Pemerintah sudah coba mendorong atau melakukan pendekatan-pendekatan kepada e-commerce atau marketplace untuk membuat laman khusus KUMKM. Sehingga semua produk UMKM bisa masuk di laman tersebut dan bisa perlahan-lahan mulai menyubstitusi produk-produk impor yang selama ini mendominasi laman di marketplace,” kata Teten.
Di samping itu, pemerintah juga memberi perlakuan khusus bagi KUMKM dalam pengadaan barang dan jasa. Dalam waktu dekat, akan dibuka laman KUMKM di e-katalog LKPP sehingga bisa mendorong kementerian, lembaga, pemda, serta BUMN untuk belanja barang dan jasanya dengan memprioritaskan produk KUMKM.
Teten meyakini data yang ada saat ini sudah hampir mendekati angka statistik pelaku usaha yang telah mencapai sekitar 63 juta. Pelaku UMKM yang belum terdata terutama mereka yang belum pernah memanfaatkan fasilitas kredit untuk mengembangkan usaha.
STEVY WIDIA
Discussion about this post