youngster.id - Belanja barang konsumsi cepat habis atau disebut fast moving consumer goods (FMCG) melalui e-commerce bakal tumbuh pesat.Untuk Indonesia fokus utama masih berada pada upaya peningkatan angka penetrasi pasar e-commerce.
Nadya Ardianti, direktur komersial Kantar Worldpanel Indonesia mengungkapkan, transaksi FMCG di pasar e-commerce masih meningkat dengan laju pertumbuhan dua digit. Demikian juga yang terjadi di beberapa negara maju yang pasarnya masih sangat ekspansif.
“Untuk Indonesia, fokus utama masih berada pada upaya peningkatan angka penetrasi pasar e-commerce, dengan cara mendorong masyarakat untuk berbelanja produk FMCG secara online. Namun, masih ada beberapa hal yang dianggap sebagai halangan bagi pembelanjaan online,” katanya dalam keterangan resmi Minggu (27/8/2017).
Berdasarkan riset Kantar Worldpanel tahun 2016, sebanyak 1,9% rumah tangga di daerah perkotaan atau urban Indonesia melakukan hal tersebut.
Nadya mencontohkan, konsumen tidak merasa nyaman karena tidak dapat melihat produk secara langsung, dan tidak bisa membayar secara tunai saat belanja online. Konsumen juga tidak mendapatkan kepastian tentang produk dan harga yang ditawarkan dan seringnya promosi membuat konsumen merasa khawatir akan kualitas produk.
Peningkatan belanja online dipicu dua faktor utama. Pertama, konsumen dari berbagai lapisan ekonomi menyukai penawaran yang menguntungkan. Kedua, keinginan konsumen untuk mendapatkan kenyamanan dan kemudahan akses dalam berbelanja.
Menurut Nadya, untuk Indonesia fokus utama masih berada pada upaya peningkatan angka penetrasi pasar e-commerce, dengan cara mendorong masyarakat untuk berbelanja produk FMCG secara online. Namun, masih ada beberapa hal yang dianggap sebagai halangan bagi pembelanjaan online.
Melihat tren saat ini, dia berharap pasar online akan terus bertumbuh pada sektor FMCG. Namun, para pelaku bisnis FMCG di Indonesia tetap perlu memperhatikan agar tidak meninggalkan fokusnya pada pasar offline bersamaan dengan terus mengeksplorasi kesempatan pada sektor e-commerce.
“Hal ini dikarenakan baik saluran penjualan online maupun offline memiliki peranan yang sama penting dalam menarik minat konsumen,” ujarnya.
General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, Venu Madhav, menyampaikan bahwa berdasarkan data dari Kantar Worldpanel, bisnis e-commerce di negara-negara seperti China, Taiwan, dan Korea mengalami pertumbuhan lebih dari 30% dibandingkan dengan tahun lalu.
Negara-negara tersebut memiliki proporsi pasar penjualan barang konsumen yang bergerak cepat (FMCG) lewat portal e-commerce yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara maju, seperti Amerika Serikat ataupun Eropa.
STEVY WIDIA
Discussion about this post