youngster.id - Inovasi membutuhkan investasi. Selain mengalokasikan biaya untuk pengembangan perangkat lunak, Bosch juga berinvestasi pada sumber daya manusia dan pusat-pusat kompetensi di seluruh dunia. Salah satu contohnya, Bosch menginvestasikan 100 juta euro untuk pembangunan kampus AI baru di Tübingen, Jerman.
Bahkan rencana perpindahan ke kompleks riset yang baru akan dilakukan pada akhir 2022. Di lokasi itu nantinya akan ada sekitar 700 ahli di bidang AI yang akan bertukar gagasan kreatif dan produktif. Para ahli tersebut berasal dari Bosch, perusahaan rintisan (startup) eksternal, dan lembaga penelitian publik.
“Dalam dua tahun ke depan kami berencana menghasilkan hampir 20.000 karyawan ahli di bidang AI,” ungkap Michael Bolle anggota dewan manajemen Bosch baru-baru ini.
Kampus baru ini akan mengukuhkan pertukaran ilmu di antara para pakar di Cyber Valley. Di samping itu, Bosch telah menciptakan program pelatihan yang komprehensif. “Kami harus berinvestasi tidak hanya di ranah kecerdasan buatan, tetapi juga kecerdasan manusia,” ujarnya.
Program ini mencakup format pelatihan untuk tiga tingkatan, yaitu para manajer, insinyur, dan pengembang, termasuk panduan penggunaan AI secara bertanggung jawab. Untuk itu, Bosch telah menyusun prinsip-prinsip AI-nya sendiri yang membahas keamanan dan etika AI.
“Ditambah dengan keahlian yang dimiliki perusahaan, Bosch bertujuan membangun kepercayaan, baik dengan para pelanggan maupun para mitranya,” pungkasnya.
Bosch Center for Artificial Intelligence (BCAI) beroperasi di tujuh lokasi yang tersebar di seluruh penjuru dunia, dua di antaranya di Amerika Serikat (AS) yaitu di Sunnyvale, California dan Pittsburgh, Pennsylvania. Saat ini BCAI memiliki sekitar 250 pakar AI yang mengerjakan lebih dari 150 proyek dalam domain mobilitas, manufaktur, rumah pintar, dan pertanian.
Bosch merupakan salah satu anggota pendiri Cyber Valley pada 2016. Usaha penelitian bersama ini menyatukan para mitra dari industri, akademisi, dan pemerintah untuk mendorong kemajuan riset AI dan dengan cepat merealisasikan temuan-temuan riset menjadi aplikasi industri yang nyata.
STEVY WIDIA
Discussion about this post