youngster.id - Grup International Education dari Cambridge University Press & Assessment (Cambridge) mempertemukan lebih dari 340 pemimpin sekolah dan guru dari berbagai negara dalam Cambridge Schools Conference (CSC) yang digelar secara tatap muka di Bali, Indonesia. Konferensi internasional ini berfokus pada upaya mempersiapkan siswa agar mampu berkembang dan berhasil di tengah perubahan global yang berlangsung cepat.
CSC dihadiri oleh peserta dari lebih dari 200 Sekolah Cambridge International yang berasal dari 37 negara. Bali dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan karena menjadi rumah bagi 19 sekolah Cambridge, sekaligus merepresentasikan peran Asia Tenggara dalam ekosistem pendidikan global.
Tema konferensi mengacu pada laporan terbaru Cambridge bertajuk Future-ready: Preparing learners to thrive in the future, yang mengulas bagaimana sekolah-sekolah mitra Cambridge membekali generasi muda dengan ketangguhan, kemampuan beradaptasi, serta keterampilan yang dibutuhkan di masa depan.
Selama tiga hari penyelenggaraan, para pendidik membahas pendekatan inovatif dalam pengajaran dan kepemimpinan sekolah, serta berbagi praktik terbaik lintas negara.
“Konferensi ini sangat berharga karena memberi kami kesempatan untuk mendengar langsung dari para pemimpin sekolah dan guru, serta bertukar gagasan mengenai pendekatan terbaru dalam pengajaran dan pembelajaran untuk mempersiapkan siswa menghadapi masa depan,” ujar Dr Ben Schmidt dari Cambridge University Press & Assessment, dikutip Sabtu (20/12/2025).
Konferensi ini juga menandai peluncuran lima komunitas Cambridge regional baru untuk mendukung guru dan pemimpin sekolah di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik (SEAP). Peluncuran ini dilakukan di tengah tantangan global sektor pendidikan, di mana UNESCO memperkirakan kekurangan 44 juta guru di dunia pada 2030. Di Indonesia, kekurangan guru diperkirakan mencapai 1,3 juta orang.
Lima komunitas tersebut meliputi:
- Cambridge Sustainability & Climate Action, dipimpin Jennifer Angeles (SIS Group of Schools, Jakarta), yang berfokus pada integrasi keberlanjutan dan aksi iklim dalam pendidikan.
- Cambridge Innovation & Entrepreneurship, dipimpin Manmeet Kaur (HELP International School, Malaysia), yang mendorong pola pikir kewirausahaan dan pemecahan masalah di kelas.
- Cambridge Adaptability & Wellbeing, dipimpin Dr Poonam Shokeen (SBS International School Chiang Mai, Thailand), yang menekankan ketangguhan dan kesejahteraan siswa serta pendidik.
- Cambridge Future-Ready Learning, dipimpin Matthew Gallagher (Nobel International School, Malaysia), yang mengeksplorasi pembelajaran lintas disiplin untuk mengembangkan berpikir kritis, kolaborasi, dan etika.
- Cambridge AI & Digital Skills, dipimpin Liam Egan (UCSI International School Kuala Lumpur), yang membahas pendekatan bertanggung jawab terhadap penggunaan AI dalam pendidikan.
Regional Director Southeast Asia & Pacific, International Education Cambridge, Kanjna Paranthaman, mengatakan pembentukan komunitas ini menjawab kebutuhan kuat para pendidik untuk saling terhubung.
“Dengan lebih dari 10.000 sekolah Cambridge di 160 negara, kami ingin membantu para pendidik berbagi praktik terbaik yang dapat diterapkan di ribuan ruang kelas,” katanya.
Cambridge menyatakan komunitas ini diharapkan memperkuat kolaborasi lintas negara dan mempercepat kesiapan sekolah dalam menghadapi tantangan pendidikan global di era transformasi digital dan sosial.
HENNI S.














Discussion about this post