youngster.id - Perkembangan startup alias bisnis pemula di Indonesia pesat. Namun banyak dari mereka yang baru memulai bisnis selalu terbentur oleh persaingan, sehingga akhirnya gulung tikar. SUntuk mencegah hal itu LLP-KUKM Kemenkop UKM menggandeng start-up dengan menggelar Wonderful Start-Up Academy (WSA) di Gedung SMESCO RumahKU (Rumahnya koperasi dan UKM).
“Semangat para start-up memang sangat besar. Kami pun membantu mengemas bagaimana strategi memasarkan produk agar bisa bersaing dan menembus pasar domestik. Salah satunya lewat program WSA,” tutur Ahmad Zabadi Direktur Utama LLP-KUKM dalam keterangan resmi baru-baru ini di Jakarta.
Dia berharap program WSA menjadi terobosan baru untuk membimbing para start-up agar menghadirkan produk terbaik yang bisa dipasarkan dan dipromosikan lebih meluas lagi. “Saat itu membuat saya mempunyai kesempatan mengetahui kenapa start-up bisa berhasil dan bisa gagal. Di situ saya melihat bahwa start-up itu sama dengan entrepreneurship,” kata dia.
Dalam program WSA tersebut, para pebisnis yang baru memulai usahanya dilatih mengelola bisnis. Salah satunya dengan menghadirkan President of ICSB Indonesia Hermawan Kartajaya. President of Asian Council for Small Business, ini menjadi narasumber sesi ke-18 yang digelar pertengahan Maret.
Menurut Hermawan, agar menjadi sukses start-up harus memiliki tiga pedoman. Yakni, entrepreneurship opportunity, berani mengambil risiko, dan kolaborasi. Namun, kebanyakan orang membuat start-up, tetapi tidak mengetahui arti entrepreneurship.
“Selain tiga hal tersebut, start-up juga harus kreatif dalam menghadapi kompetitor. Banyak start-up membuat sesuatu yang sama, sehingga tidak ada kreativitas,” kata Hermawan.
Karena itu, branding sebuah start-up harus dibentuk dan dibuat secara efektif, efisien, dan produktif. Start-up pun harus tahu pasar mana yang akan dimasuki, lalu tahu segmen, kompetitor, dan customer.
Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata, Ahman Sya menambahkan bahwa ada tiga kunci untuk menjadi start-up sukses. Yaitu, disiplin, kerja keras, dan percaya terhadap Tuhan. Menurut dia, disiplin itu bukan sesuatu yang mudah, tapi tidak mustahil untuk diterapkan oleh start-up.
“Jangan mudah putus asa dan harus memiliki daya juang. Apalagi dilihat dari segi pariwisata, kita memiliki potensi daya tarik wisatanya yang sangat besar,” pungkas Ahman.
STEVY WIDIA