youngster.id - Dalam rangka memberikan pengembangan keterampilan praktis yang unggul untuk mendukung visi misi Indonesia Emas 2045, Cakap dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) IV menjalin kerja sama strategis untuk Program Pembelajaran Rekognisi Lampau (RPL).
Cecillia Ong, Chief Operating Officer Cakap menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah besar bagi Cakap untuk mendukung masyarakat yang ingin mengembangkan diri dan meningkatkan taraf pendidikan.
“Pemerataan pendidikan tidak hanya soal akses, tetapi juga mengenai keselarasan dengan kebutuhan industri. Program RPL diinisiasi untuk memberikan solusi nyata bagi mereka yang ingin meningkatkan kualifikasi, serta jawaban bagi hambatan perkembangan SDM di Indonesia. Dengan adanya program ini, kami tidak hanya mendorong pengakuan akademis, tetapi juga pemberdayaan nyata bagi masyarakat,” kata Cecillia, dikutip Sabtu (9/11/2024).
Program RPL ini dapat mendukung masyarakat yang sudah memiliki pengalaman kerja dan pelatihan, serta ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dapat melakukan konversi kredit dari pengalaman dan pelatihannya di perguruan tinggi yang berada di bawah naungan LLDIKTI IV. Sehingga dapat mempercepat proses pendidikan untuk mendapatkan gelar sarjana, serta membuka peluang yang lebih besar untuk hidup yang lebih baik.
Tahun 2024, Indonesia memiliki kepadatan penduduk sebanyak hampir 280 juta jiwa, dimana mayoritas penduduk tersebar di pulau Jawa. Hal ini menunjukan adanya beban demografi yang terus meningkat seiring dengan perkembangan tahun, terutama di wilayah provinsi Jabar (Jabar) dan Banten.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa jumlah penduduk yang berada di Jabar mencapai lebih dari 50 juta jiwa, sedangkan di Banten mencapai lebih dari 12 juta jiwa. Namun berdasarkan data dari BPS tahun 2024, Jabar masih jadi salah satu penyumbang angka pengangguran, yaitu sebesar 6,91%. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya pendidikan. Berdasar sumber data yang sama, penyumbang pengangguran terbuka paling tinggi tahun 2024 berasal dari lulusan SMK, yakni sebanyak 12,33%.
Kegiatan yang berlangsung di Bandung ini, melibatkan 150 perwakilan undangan yang berasal dari perguruan tinggi di bawah LLDIKTI IV mencakup wilayah Jabar dan Banten. Selain itu, acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan untuk perguruan tinggi yang berkolaborasi dengan LLDIKTI IV dan Bimbingan Teknis Layanan Perpustakaan.
Terkait dengan RPL, program ini juga bermanfaat bagi masyarakat yang belum memiliki gelar sarjana karena memudahkan pengakuan pengalaman kerja sebagai kredit akademik, mempercepat proses mendapatkan gelar, dan menghemat biaya pendidikan. Dengan RPL, masyarakat dapat lebih mudah meraih peluang karir yang lebih baik, memperkokoh posisi di dunia kerja, serta meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tanpa harus mengulang pembelajaran dari awal.
Dengan hadirnya Program Pembelajaran Rekognisi Lampau (RPL) hasil kolaborasi antara Cakap dan LLDIKTI di wilayah Jabar dan Banten, peluang untuk meningkatkan pendidikan menjadi lebih terbuka bagi para profesional berpengalaman. Program ini memungkinkan mereka meraih penyetaraan akademik dengan tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan pendidikan dari 400 lebih perguruan tinggi di dalam naungan LLDIKTI IV.
Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T., IPU., Kepala Lembaga LLDIKTI Wilayah IV Jabar dan Banten, menyampaikan bahwa LLDIKTI memberikan dukungan penuh kepada perguruan tinggi di Jabar dan Banten, serta membangun kolaborasi untuk meningkatkan kualitas dari lulusannya.
“Kami berharap dengan adanya kerja sama ini, maka proses RPL di institusi pendidikan dapat terjamin mutunya sehingga peserta yang berada di program ini memang layak secara kompetensi. Selain itu, kami percaya Cakap untuk menjaga kualitas, serta selalu menjadikan kualitas kompetensi sebagai prioritas untuk bisa melakukan akselerasi ini,” ujar Samsuri.
Cakap dan LLDIKTI berharap program ini dapat mendorong peningkatan kualitas hidup melalui pendidikan yang fleksibel dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Dampak dari pendekatan ini adalah peningkatan kompetensi tenaga kerja yang lebih siap menghadapi tantangan global, memperkuat daya saing individu di pasar internasional, dan mendorong terciptanya sumber daya manusia yang lebih unggul di Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post