youngster.id - OpenAI meluncurkan peramban berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang dinamai ChatGPT Atlas. Peluncuran ChatGPT Atlas menandai babak baru persaingan dalam industri peramban web, yang kini beralih menggunakan dukungan AI.
ChatGPT Atlas pertama akan dihadirkan di sistem operasi macOS dan selanjutnya akan disediakan untuk Windows, iOS, dan Android. Mesin pencari itu tersedia gratis bagi seluruh pengguna pada tahap awal peluncuran.
Pemimpin Teknik ChatGPT Atlas Ben Goodger mengatakan bahwa ChatGPT adalah inti dari peramban baru tersebut.
“Di ChatGPT Atlas, pengguna dapat berinteraksi langsung dengan hasil pencarian mereka seperti kalau menggunakan Perplexity atau mode AI di Google,” katanya dilansir TechCrunch.
Salah satu fitur utama ChatGPT Atlas adalah chatbot bawaan dan dapat secara otomatis menampilkan konteks tentang halaman yang sedang dibuka oleh pengguna. Dengan adanya fitur ini, pengguna tidak perlu menyalin teks atau memindahkan berkas dan tautan ke ChatGPT secara manual untuk memberikan konteks.
Selain itu, Atlas dilengkapi dengan fitur riwayat peramban yang memungkinkan ChatGPT mempelajari situs yang dikunjungi oleh pengguna untuk memberikan jawaban yang lebih personal dan relevan.
OpenAI juga memiliki fitur “agent mode”, yang memungkinkan pengguna meminta ChatGPT melakukan tugas-tugas sederhana di peramban atas perintah pengguna. Fitur ini tersedia khusus bagi pengguna layanan ChatGPT berbayar yang berlangganan paket Plus, Pro, dan Business selama periode peluncuran.
Kepala ChatGPT Nick Turley mengatakan, dia terinspirasi oleh evolusi peramban web mendefinisikan ulang tampilan satu sistem operasi. Dia menilai mesin pencari ini telah merevolusi cara orang bekerja daring dan menyebut ChatGPT sebagai fenomena yang serupa.
Google Chrome masih mendominasi pasar dengan jumlah pengguna melampaui tiga miliar di seluruh dunia, tetapi kehadiran chatbot dan agen AI dinilai telah mulai mengubah cara orang bekerja dan mencari informasi di dunia maya.
Sejumlah perusahaan rintisan berusaha memanfaatkannya dengan meluncurkan peramban berbasis AI. Perplexity menghadirkan Comet dan The Browser Company menawarkan Dia. Google dan Microsoft juga telah memperbarui Chrome dan Edge dengan fitur AI.
STEVY WIDIA
Discussion about this post