youngster.id - Untuk memenuhi permintaan hunian co-living yang terus meningkat, perusahaan teknologi properti (Proptech) Cove ekspansi ke Surabaya dan Yogyakarta.
Rizky Kusumo, Country Director of Investment Cove mengatakan, di tengah ketidakpastian ekonomi yang menghadirkan tantangan bagi banyak perusahaan startup di Indonesia, Cove mempertahankan kinerja perusahaan kuat dengan occupancy rate yang menembus 80% pada kuartal pertama 2025, meningkat dari tahun sebelumnya pada periode yang sama.
“Dengan terus berkembangnya antusiasme masyarakat Indonesia terhadap hunian co-living, kami terus berusaha untuk menyediakan properti berkualitas bagi lebih banyak konsumen, salah satunya melalui ekspansi terbaru kami,” kata Rizky, Senin (28/4/2025).
Bersamaan dengan ekspansi ke dua kota baru, Cove tetap berkomitmen dalam meningkatkan portofolio di wilayah Jabodetabek dan Bali, baik dalam bentuk co-living eksklusif (low to mid-rise), co-living yang berfokus pada akomodasi pariwisata, maupun high-rise dalam bentuk apartemen. Ekspansi ini sejalan dengan target perusahaan untuk membuka 2.400 kamar baru di Indonesia pada akhir 2025.
Pada akhir kuartal pertama 2025, Cove telah membuka properti perdananya di Surabaya yang bertajuk Cove Sanmara. Berlokasi di titik strategis Mulyorejo, Cove Sanmara menawarkan hunian co-living bulanan dengan akses dekat ke Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Pakuwon City Mall, dan berbagai titik strategis lainnya. Selang satu bulan peluncuran, 80% dari kamar di properti ini telah tersewakan, menggarisbawahi minat pasar yang besar terhadap co-living. Melihat potensi ini, dalam waktu dekat Cove akan segera meluncurkan sejumlah properti baru lainnya di Surabaya, tepatnya di wilayah Krembangan, Sawahan, Dukung Kupang, dan Rungkut.
Cove juga telah mulai memasuki pasar Yogyakarta khusus untuk penawaran layanan konsultasi dan teknis co-living. Lini bisnis yang sudah diterapkan di kota-kota lainnya ini ditawarkan untuk membantu pemilik properti di Yogyakarta dalam memaksimalkan aset mereka. Dengan keahlian di industri co-living, dalam lini bisnis ini Cove menyediakan layanan studi kelayakan, riset pasar, proyeksi finansial, serta perencanaan dan pendampingan pembangunan dalam konversi bangunan menjadi investasi bisnis co-living yang menguntungkan.
“Dengan tingginya permintaan pasar di Indonesia, ekspansi Cove di tahun 2025 akan terus berjalan. Selain ekspansi yang telah diumumkan, Cove saat ini juga tengah dalam tahap persiapan untuk membawa kehadiran produk hunian co-living ke salah satu kota baru yang akan memperkuat visibilitas perusahaan di Tanah Air,” tambah Rizky.
Menurut Rizky, selain ekspansi ke beberapa kota baru, Cove tetap meneruskan ekspansinya di Jabodetabek dan Bali. Perluasan jangkauan Cove di Jabodetabek akan tetap berfokus pada TOD (Transit Oriented Development), terutama dengan hadirnya berbagai moda transportasi baru seperti LRT, KCIC, dan perluasan rute MRT. Strategi ini sejalan dengan bagaimana survei internal terbaru menunjukkan bahwa hampir 40 persen penghuni memutuskan tinggal di Cove karena jarak yang dekat ke transportasi umum.
Sementara untuk pasar Bali, Cove akan tetap menaruh fokus besar pada penyediaan akomodasi co-living jangka pendek yang ditujukan untuk para wisatawan. Pada tahun 2024, jumlah wisatawan mancanegara di Bali telah melampaui angka sebelum pandemi, menunjukkan pemulihan sektor pariwisata yang kuat. Selaras dengan tren tersebut, di tahun yang sama Cove mencatat pertumbhan jumlah kamar di Bali hingga dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Berbeda dengan kota lain yang lebih berfokus pada hunian bulanan, properti Cove di Bali hadir tidak hanya dalam bentuk co-living eksklusif, namun juga hotel, villa, dan bungalow untuk mengakomodir permintaan kamar harian di pasar yang didominasi wisatawan.
“Ke depannya, Cove akan terus menghadirkan akomodasi yang membawa nilai co-living di titik-titik strategis Bali dengan standar tinggi dan akses nyaman ke pusat-pusat wisata setempat,” pungkas Rizky.
HENNI S.
Discussion about this post