youngster.id - Perubahan iklim dan perubahan tata guna lahan dapat mengakibatkan terbatasnya ketersediaan air serta menyebabkan penurunan debit air di berbagai daerah di Indonesia. Peduli akan kondisi ini, The Coca-Cola Foundation menguncurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 3,2 Miliar kepada Yayasan FIELD untuk inisiatif Sumur Resapan di wilayah Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.
“Kami memiliki rekam jejak yang panjang dalam mendukung kemitraan terhadap inisiatif konservasi air di Indonesia. Melalui program “Menabung Air Hujan di Sumur Resapan”, masyarakat dapat menabung air selama musim hujan dan memanen hasilnya dalam waktu yang relatif singkat, serta menjamin ketersediaan akses air bagi masyarakat penerima program dan kelestarian lingkungan,” ucap Triyono Prijosoesilo Ketua Pelaksana Coca Cola Foundation Indonesia, pada jumpa pers virtual, Selasa (29/3/2022).
Triyono mengungkapkan, saat ini, Program Konservasi Air melalui inisiatif menabung air hujan telah membangun sebanyak 5.052 sumur resapan di berbagai kawasan tangkapan air yang tersebar di berbagai daerah di wilayah Jawa dan Sumatera.
The Coca-Cola Foundation mendukung pembangunan sumur resapan bersama Yayasan FIELD di delapan desa yg berada di wilayah resapan air hujan di Jatiluhur. “Solusi ini merupakan bagian dalam upaya mempertahankan kelestarian lingkungan serta untuk mendukung akses air bagi masyarakat setempat yang membutuhkan,” kata Saadia Madsbjerg, President of The Coca-Cola Foundation.
Program Sumur Resapan kali ini ditujukan pada 8 lokasi desa yang merupakan wilayah resapan air di Jatiluhur. Yakni meliputi Desa Tajursindang, Desa Sindanglaya, Desa Panyindangan, Desa Batutumpang, Desa Tegalwaru, Desa Tegalsari, Desa Sukahaji dan Desa Warungjeruk. Pembangunan sumur resapan telah berjalan dari tahun 2021 dan selesai pada bulan Maret 2022. Selama proses pembangunan sumur resapan telah berdampak kepada 6.800 jiwa. Sumur-sumur resapan yang dibangun telah dirasakan manfaatnya dalam pengendalian banjir lokal dan juga memperbaiki ketersediaan air di desa-desa sekitar pembangunan sumur resapan.
Direktur Eksekutif Yayasan FIELD, Heru Setyoko lebih lanjut menjelaskan teknologi Sumur Resapan cocok untuk dibangun di delapan desa di sekitar Jatiluhur. Sumur resapan merupakan teknologi yang mudah dan murah, namun cukup efektif dan efisien dalam menanggulangi krisis air.
“Dengan sumur resapan inilah air dapat tertampung, tertahan dan meresapkan aliran air atau air hujan ke lapisan tanah (akuifer). Berdasarkan penelitian, program Sumur Resapan dapat meningkatkan jumlah debit air tanah sebesar 30% dalam waktu 1-2 tahun,” ujarnya.
Pembangunan sumur resapan ini tidak hanya akan berdampak pada meningkatnya debit air di wilayah Jatiluhur, akan tetapi juga dapat menyelesaikan permasalahan sosial dan ekonomi pada warga sekitar, mengingat peningkatan debit air yang signifikan dapat berpengaruh pada sumber air untuk pertanian yang merupakan salah satu mata pencaharian terbesar bagi penduduk setempat.
STEVY WIDIA