COSMAX Innovation Conference 2025 Mendorong Inovasi Kecantikan yang Inklusif

Cosmax Innovation Conference 2025

COSMAX Innovation Conference 2025 Mendorong Inovasi Kecantikan yang Inklusif (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - COSMAX Indonesia kembali menggelar COSMAX Innovation Conference 2025 dengan tema Empowering Beauty with Inclusive Solutions. Konferensi ini menghadirkan para ahli industri kecantikan untuk berbagi wawasan mengenai tren global dan lokal, perilaku konsumen, serta inovasi dalam formulasi dan kemasan produk kecantikan.

President Director COSMAX Indonesia, Cheong Min-Kyoung menegaskan bahwa COSMAX selalu berkomitmen mendukung brand kecantikan agar tetap bertahan dan berkembang di pasar yang semakin kompetitif melalui inovasi berbasis riset dan teknologi.

“COSMAX Indonesia terus mengedepankan kualitas, pengembangan bahan aktif yang inovatif, serta berbagai jenis kemasan baru yang unik dan fungsional agar brand kecantikan di Indonesia mampu bersaing di kancah lokal dan global,” ujar Cheong, dikutip Sabtu (15/2/2025).

Pada acara ini, COSMAX Indonesia memperkenalkan suplemen kecantikan yang diproduksi oleh COSMAX BIO yang berlokasi di Korea. Berbagai jenis suplemen diperkenalkan oleh Hyunju Ji, Direktur Pemasaran Strategis Cosmax Bio, untuk mendorong merek lokal berinovasi dalam suplemen kecantikan. Kini, merek lokal dapat mengimpor suplemen berkualitas tinggi dari Korea melalui kerja sama dengan PT Kreasi Kosmetika Indonesia, anak perusahaan COSMAX Indonesia.

Dengan adanya COSMAX Innovation Conference 2025, COSMAX Indonesia berharap dapat terus memberikan solusi berbasis sains dan data bagi para brand kecantikan di Indonesia, serta mendukung perkembangan industri kecantikan yang lebih inklusif dan inovatif.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D, menekankan dukungan BPOM terhadap pertumbuhan industri kecantikan.

“Dengan meningkatnya populasi dan kesadaran konsumen terhadap kosmetik, industri kecantikan Indonesia terus berkembang hingga mencapai Rp110 triliun. Oleh karena itu, sangat penting bagi konsumen dan merek kecantikan untuk melaporkan produk ilegal kepada BPOM. Hal ini akan membantu menjaga keseimbangan industri dan pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Triana.

 

HENNI S.

Exit mobile version