CrediBook Perkuat Layanan di Segmen Grosir Lewat CrediMart

CrediMart

CrediMart berkolaborasi dengan toko grosir konvensional. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - CrediBook akan fokus memperkuat layanannya di segmen grosir yaitu CrediMart. Sebelumnya, CrediBook telah memiliki tiga layanan yang berfokus untuk mengembangkan ekosistem digital bagi pelaku UMKM yaitu aplikasi pembukuan digital, platform grosir digital CrediMart, serta aplikasi pengelolaan toko online CrediStore.

CEO & Co-Founder CrediBook Gabriel Frans mengungkapkan CrediMart menjadi salah satu inovasi yang mengalami pertumbuhan paling pesat. Pasalnya, sejak diluncurkan pada September 2021 lalu, CrediMart mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 350%.

“Seiring dengan bisnis CrediBook yang semakin berkembang, skala masalah yang kami selesaikan pun semakin meningkat. Melalui CrediMart, kami menyelesaikan masalah dalam pengadaan barang sekaligus menggarap peluang di sektor grosir,” ungkap Gabriel dalam keterangan pers, Kamis (17/2/2022).

Menurut dia, CrediMart memberdayakan usaha grosir konvensional dalam proses pengadaan barang tanpa mengganggu alur rantai pasok. CrediMart tidak memotong pemasok dan tidak memiliki aset gudang seperti perusahaan grosir lainnya.

“Kami justru meningkatkan kapasitas penjualan grosir konvensional. Selain itu, target pasar CrediMart juga luas dan multi-sektor. Selama grosir menjualkan barangnya ke pedagang ritel, ini masuk segmen CrediMart, jadi bukan terbatas di warung saja. Inilah yang menjadi semangat CrediBook untuk fokus memperkuat layanan di segmen grosir melalui CrediMart,” ungkap Gabriel.

Menurut dia, toko grosir konvensional mengalami rata-rata penurunan volume penjualan hingga 20% selama periode pandemi. Setelah pemantauan lanjutan, ternyata pelaku grosir masih mengandalkan berjualan secara konvensional. Selain itu, pelayanan toko grosir konvensional juga kurang nyaman, seperti antrian panjang, terbatasnya jangkauan pelanggan ritel antara 10 km-15 km, dan keterbatasan metode pembayaran. Pengelolaan stok barang di toko juga masih dilakukan manual. Ini semakin meningkatkan potensi penumpukan stok dan kerugian hingga 30% karena kurang memiliki visibilitas terhadap arus keluar-masuknya barang.

CrediMart menyediakan tiga dukungan bagi pelaku grosir. Pertama, kapasitas digital berupa aplikasi online ordering untuk memudahkan toko grosir menerima pesanan dan manajemen  stok, serta toko online via CrediMart untuk membantu meningkatkan pelanggan ritel baru secara online. Kedua, dukungan logistik berupa CrediMart Assistant yang akan mengambil barang dari toko grosir konvensional untuk diantarkan ke peritel dalam waktu 1 x 24 jam.

Ketiga, fleksibilitas pembayaran melalui metode tempo untuk menjawab kebutuhan dan mendukung pengelolaan arus kas peritel, sebab toko grosir konvensional memiliki keterbatasan modal untuk memberikan pembayaran tempo. Sementara di sisi ritel, CrediMart mencatat pemanfaatan pembayaran tempo meningkat.

“CrediMart turut memfasilitasi peritel dengan pembayaran digital termasuk metode tempo. Opsi ini sangat digemari karena peritel tetap bisa memenuhi kebutuhan dagang sekaligus memiliki keleluasaan untuk mengelola arus kas. Tenornya pun disesuaikan bergantung sektor. Misalnya produk kebutuhan harian tenornya bisa tujuh hari karena turn over rate-nya tinggi,” kata Gabriel.

Dampak nyata CrediMart bagi toko grosir dan ritel CrediMart kini telah beroperasi dan bekerja sama dengan toko grosir konvensional di lebih dari 40 kota di Indonesia. Gabriel mengungkapkan, CrediMart juga telah memberikan dampak nyata pada pertumbuhan usaha pelaku grosir konvensional.

Gabriel juga mengungkapkan, CrediMart akan memperluas kategori produk yang ditawarkan. “Saat ini CrediMart bukan hanya menawarkan produk FMCG, namun juga produk industri lainnya seperti bahan bangunan, alat tulis dan keperluan kantor, obat-obatan bebas, hingga otomotif. Ke depannya, CrediMart akan lebih banyak fokus pada perluasan kategori produk seperti fesyen, kriya, dan industri rumahan. CrediMart juga akan memperbanyak kemitraan dengan toko grosir konvensional di berbagai daerah,” pungkasnya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version