youngster.id - Seiring dengan jumlah pengguna yang terus meningkat, kebutuhan akan data center berkualitas di Indonesia juga ikut bertambah. Indonesia Data Center Provider Organizaton (IDPRO) siap menyediakan data center sesuai dengan kualifikasi dan standar internasional.
“Kalau bicara soal kualitas dan spesifikasi, sebenarnya data center kita sudah memiliki standar internasional. Kita siap memenuhi segala persyaratan bagi yang membutuhkan data center. Sehingga, mereka fokus pada bisnis mereka, dan kita siap me-manage data-data mereka,” ungkap Richard Kartawijaya Sekretaris Jenderal (Sekjen) IDPRO yang juga CEO Graha Teknologi Nusantara (GTN), baru-baru ini di Jakarta.
Asosiasi penyedia pusat data ini didirikan oleh beberapa penyelenggara data center di Indonesia yaitu DCI, Elitery, GTN, Nexcenter, Telkomsigma, dan XL Axiata. Dan didukung oleh kelompok akademisi dari Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia.
Richard, mengatakan, sebagai data center yang berpusat di Indonesia, pihaknya mengajak seluruh lembaga perbankan maupun asuransi untuk menggunakan data center GTN untuk menyimpan dan me-manage data-data perusahaan.
Keunggulan GTN data center terletak pada strategi terpadu, 3S yang diadopsi dari sistem manajemen mutu berkualitas tinggi dari Jepang, yaitu Safe, (lokasi yang strategis dan aman), Stable (penggunaan sumber daya listrik rangkap/ dual grip supply power untuk menjamin supply daya yang stabil, dan Sustainable (pemanfaatan dynamic rotary UPS/DRUPS dengan energi kinetik sebagai cadangan untuk menjamin tersedianya sumber daya yang terus menerus.
Sementara, dari sisi kemanan, GTN bekerjasama dengan SECOM, salah satu perusahaan keamanan asal Jepang yang memiliki standar keamanan nomor satu di Jepang. Nantinya, kata Richard, SECOM akan membantu untuk keamanan data dan juga terkait masalah physical.
“Untuk memastikan sistem keamanan di GTN data center ini adalah yang paling aman di Indonesia. Kami bekerja sama dengan salah satu penyedia layanan sistem keamanan terpercaya dan tercanggih nomor satu di Jepang, yaitu SECOM. Mereka akan membantu untuk kemanan data maupun physical,” jelas Richard.
Richard menjelaskan, GTN menawarkan layanan co-location atau penyewaan rak, managed services, dan program inkubasi bagi startup dengan keterbatasan sumber daya. Prospek GTN data center ini diyakini sangat menjanjikan, dan membuka peluang investasi bagi perusahaan-perusahaan multinasional di Indonesia yang membutuhkan data center dengan tingkat keamanan yang tinggi, serta konektivitas tanpa hambatan.
“Keunggulan dari data center kita, yaitu kita menyiapkan fungsi-fungsi yang sangat menarik, dan fiturnya yang berkelas dunia. Misalnya, untuk sumber listrik, berasal dari dua tempat yang berbeda. Dua tempat yang berbeda ini terpisah sama sekali, dan pada waktu masuk dengan channel yang berbeda pula. Ini adalah sesuatu yang luar biasa. Biasanya di Indonesia masing-masing data center hanya menyiapkan satu sumber listrik. Kita menyiapkan dua, sehingga salah satu mati itu gak masaalah,” tambah Richard.
Selain itu, data center GTN juga mengadopsi konsep green data center. Konsep ini dinilai sangat hemat energi dan tidak mencemari lingkungan. Konsep green yang diterapkan antara lain, pendekatan cold aisle containment untuk memastikan sirkulasi udara dingin yang sangat efisien, pemanfaatan penyejuk udara berbahan jenis chilled water-based yang hemat energi, dan alat pemadam api yang bebas gas berbahaya.
“Dengan pendekatan cold aisle containment dapat menurunkan penggunaan listrik sebesar 30 persen. Sedangkan dengan bahan penyejuk udara jenis chilled water-based dapat turunkan penggunaan listrik 10 persen hingga 15 persen. Ini efisiensi yang luar biasa,” terang Richard.
STEVY WIDIA
Discussion about this post