Daya Saing SDM Digital Perlu Ditingkatkan Untuk Atasi Kesenjangan Talenta

IOI 2022

Tim Indonesia di ajang IOI 2022. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Talenta digital merupakan bagian dari mesin pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Namun tantangan yang dihadapi saat ini adalah kesenjangan talenta atau talent gap. Untuk mengatasi masalah itu dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak.

Survei LinkedIn di tahun 2019 lalu menemukan, jumlah talenta digital di Tanah Air hanya 0,2% dari total angkatan kerja. Angka itu pun memosisikan Indonesia dii urutan ke-9 dari total 11 negara yang disurvei.

Sementara Kementerian Komunikasi dan Informasi RI mencatat bahwa dari total 4.000 kampus yang ada di Indonesia, hanya sebanyak 20% yang memiliki program studi Teknologi Informasi atau Sistem Informasi.

Selain itu, ada persoalan kualitas yang harus dijawab. Berbagai skillset baru yang muncul akibat kemajuan teknologi digital menyebabkan SDM digital Indonesia perlu diasah lagi kecakapannya agar dapat lebih siap pakai di industri.

Untuk menjawab berbagai tantangan ini, keterlibatan dan sinergi seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan sehingga Indonesia dapat mencetak SDM dengan kecakapan digital yang mumpuni dan sesuai standar industri.

Sebagai perusahaan riset global terkemuka dengan investasi R&D mencapai 22,4% dari total pendapatan tahun lalu, Huawei berpartisipasi aktif dalam mendukung maupun menyelenggarakan berbagai kegiatan yang akan meningkatkan daya saing talenta digital, termasuk SDM digital Indonesia.

Untuk itu Huawei dalam mendukung penyelenggaraan International Olympiad in Informatics (IOI) ke-34  yang diselenggarakan di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Vice President, Management Transformation Huawei Indonesia Jeffrey Wang mengatakan, dukungan ini diberikan dalam rangka meningkatkan standar talenta digital Indonesia agar dapat bersaing dan membuat lompatan-lompatan besar di kancah global.

“Huawei juga mendorong talenta-talenta digital yang memiliki potensi besar ini untuk memprioritaskan pentingnya penelitian atau riset sebagai landasan efektif untuk pengembangan solusi yang akan mereka ciptakan dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Jeffrey dalam keterangan pers, Jumat (9/9/2022).

Semakin intensifnya transformasi digital tentu akan berimplikasi terhadap peningkatan kebutuhan talenta digital di tanah air. Berdasarkan riset McKinsey dan Bank Dunia, Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta talenta digital dalam kurun waktu 2015 hingga 2030. Itu artinya, Indonesia harus mencetak 600.000 tenaga ahli di bidang teknologi digital setiap tahunnya.

Alumni dari ajang International Olympiad in Informatics (IOI) adalah Brian Marshal dan Tri Ahmad Irfan. Brian adalah Founder dan CEO, SIRCLO. Sedangkan Irfan mengembangkan Lumina, platform komunitas kerja pertama bagi pekerja kerah biru di Indonesia. Di Lumina, Irfan bertindak sebagai Co-Founder sekaligus CTO.

Ada pula Rakina Zata Amni, yang saat ini bekerja sebagai Senior Software Engineer di Google. Ia merupakan bagian dari tim Google Chrome Security Architecture yang berlokasi di Tokyo, Jepang.

Kesuksesan Brian, Irfan, dan Rakina ini sekaligus juga memperlihatkan potensi besar yang dimiliki anak muda Indonesia, khususnya di bidang sains dan teknologi. Hal ini menjadi penting mengingat saat ini Indonesia gencar mengakselerasi transformasi digital di berbagai bidang.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version