DBS Indonesia Gandeng E-commerce dan Fintech Untuk Kampanye Ekonomi Digital di Indonesia

Kegiatan Digispark dari Bank DBS Indonesia. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Data menunjukkan dari 181 juta populasi usia dewasa di Indonesia, sebanyak 51% masih termasuk dalam kategori unbanked dan 26% underbanked. Angka ini menempatkan Indonesia pada urutan ke-5 sebagai negara dengan angka populasi masyarakat underbanked terbesar di Asia Tenggara.

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital, Bank DBS Indonesia menggandeng e-commerce dan pelaku fintech seperti Bukalapak, CARInih, Home Credit Indonesia, DOKU, Modalku, Flip, dan Warung Pintar untuk kampanye edukasi digitalisasi dan finansial bertajuk ‘More innovation, less limitation’.

Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika mengatakan, kerja sama ini menitikberatkan pada edukasi dan pembangunan ekosistem finansial digital yang berkelanjutan dan menargetkan kalangan unbanked dan underbanked di Indonesia.

“Dunia saat ini mengalami pertumbuhan teknologi digital yang sangat cepat dan mengubah banyak aspek di dalam kehidupan kita. Merespon peluang ini, Bank DBS Indonesia bertransformasi menjadi lebih seperti perusahaan teknologi, dan tak lagi melihat dirinya sebagai bank konvensional. Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam menciptakan berbagai peluang serta memberdayakan masyarakat guna membangun perekonomian nasional,” kata Mona dalam keterangan pers, Kamis (15/9/2022).

Dia juga mengungkapkan, dari studi Deloitte menunjukkan bahwa ekonomi digital di Indonesia berpotensi tumbuh sebesar US$133 juta dalam lima tahun mendatang sehingga mendorong institusi semakin berinovasi untuk mempercepat pertumbuhan digitalisasi di semua sektor.

“Kendati adopsi digitalisasi yang tinggi di antara masyarakat, untuk mencapai ekonomi berbasis digital masih terhadang beberapa kendala di antaranya pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, infrastruktur komunikasi, logistik, serta edukasi dan sumber daya manusia,” katanya.

Menurut Mona, kalangan unbanked, underbanked, dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih dihadapkan pada isu pemindahan operasional mereka secara daring, koneksi dan infrastruktur, perlindungan data dan cybersecurity. Tantangan lainnya adalah mendigitalisasi layanan dan juga meningkatkan kapabilitas sumber daya yang mumpuni. Isu-isu tersebut merupakan sebuah agenda bersama pelaku bisnis digital untuk menghasilkan program layanan serta kebijakan yang komprehensif dan tersinkronisasi.

“Bank DBS Indonesia percaya bahwa untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi digital dibutuhkan kolaborasi yang kuat dari berbagai penggerak digitalisasi dan keuangan Indonesia, termasuk e-commerce dan fintech yang merupakan masa depan ekonomi Indonesia. Keunggulan e-commerce terbukti tidak hanya bisa mempertahankan, tetapi juga berhasil memulihkan bisnis para pelaku UMKM dengan lebih cepat di masa pandemic,” ucapnya.

Program ini diharapkan akan memberikan edukasi tentang literasi finansial dan pendampingan sesuai dengan profil dan kebutuhan nasabah. Pada paruh pertama tahun 2022, Bank DBS Indonesia telah menggelar 25 kegiatan edukasi literasi finansial secara daring dan luring yang dihadiri oleh 2.209 partisipan.

President, Commerce and Fintech Bukalapak Victor Lesmana mengatakan, sebagai perusahaan all-commerce yang fokus pada pemberdayaan UMKM kolaborasi ini untuk meningkatkan inklusi finansial.

“Melalui penyediaan fitur pembayaran di platform Mitra Bukalapak yang inovatif dan inklusif bagi seluruh masyarakat. Hal ini telah membuka peluang bagi Mitra Bukalapak untuk memfasilitasi transaksi digital yang mudah dan aman bagi lebih dari 14 juta Mitra Bukalapak di seluruh Indonesia dan berkontribusi pada terbentuknya “Ekonomi yang Adil Bagi Semua,” ucapnya.

Hal senada disampaikan CEO dan Co-Founder Flip Rafi Putra Arriyan. “Komitmen Flip adalah untuk turut menciptakan lingkungan finansial yang adil di Indonesia melalui solusi finansial berbasis teknologi dalam memenuhi kebutuhan transaksi individu dan bisnis (fair financial solutions),” ucapnya.

Demikian juga dengan COO dan Co Founder DOKU Nabilah Alsagoff yang menyambut baik kerja sama ini, “DOKU selalu berupaya dalam berinovasi untuk membantu pelaku bisnis dan UMKM untuk go digital. Sejalan dengan misi tersebut, kini DOKU berfokus untuk melakukan pengembangan sistem yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital masyarakat Indonesia lewat berbagai fitur yang khusus dirancang untuk memudahkan pembayaran digital,” katanya.

Dukungan juga diberikan CEO Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro, CEO Modalku Reynold Irsian Wijaya dan CFO Home Credit Indonesia Sylvia Lazuarni.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version