Dengan Digitalisasi Warung Pintar Bantu Kurangi Risiko Operasional Warung Hingga US$50 Per Bulan

Salah satu kios Warung Pintar. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Warung Pintar telah mengembangkan ekosistem warung melalui digitalisasi. Hasilnya, Warung Pintar berhasil membantu mengurangi biaya dan resiko operasional warung hingga rata-rata US$50 per bulannya. Hingga saat ini, Warung Pintar telah menjadi aplikasi pemenuhan persediaan terbesar dengan lebih dari 15 ribu warung mengakses layanan pembayaran digital secara aktif.

CEO dan Co-Founder Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro mengatakan, sejak tahun 2018 pihaknya konsisten mengukur dampak sosial Warung Pintar di Indonesia berdasarkan pengukuran SROI dan IIX Values. Tahun ini Warung pintar meluncurkan Laporan Berkelanjutan untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang diinisiasi oleh PBB di Indonesia.

“Melalui digitalisasi, Warung Pintar berhasil menjadi aplikasi terdepan kedua dalam hal pemenuhan persediaan di Indonesia dengan lebih dari 15 ribu warung mengakses layanan pembayaran digital secara aktif. Digitalisasi ini mencakup akses ke operasi bisnis, manajemen stok, peningkatan literasi, hingga bantuan finansial dan membantu mengurangi biaya dan resiko operasional warung hingga rata-rata US$50 per bulannya,” ungkap Agung dalam siaran pers, Kamis (7/4/2022).

Laporan ini didasari oleh survei dari sebanyak 399 mitra Warung Pintar di 94 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dan bertujuan untuk mengukur upaya dan inisiatif sosial yang telah dilakukan oleh Warung Pintar sepanjang tahun 2021 lalu.

Agung juga menyebutkan, sebagai perusahaan yang berdampak sosial, Warung Pintar secara aktif berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui layanan digital, keuangan, dan bantuan bisnis. Dengan ini, Warung Pintar berhasil meningkatkan pendapatan keluarga sebesar 40% dengan rata-rata pendapatan sebesar 4 Juta Rupiah per bulan. Sejak 2018, Warung Pintar juga terus berkontribusi dalam menurunkan tingkat kemiskinan sebanyak 25% tiap tahunnya.

“Selain itu, kami juga mengembangkan pilar dampak sosial agar terus relevan dengan kebutuhan komunitas grassroots atau akar rumput, mulai dari dampak efisiensi bisnis hingga kesetaraan kesempatan bagi pemilik warung. Kami percaya bahwa dampak yang relevan dan terukur dapat menciptakan pertumbuhan yang positif, baik dalam perkembangan bisnis akar rumput maupun kesejahteraan masyarakat secara umum,” ucapnya.

Selain itu, Warung Pintar senantiasa berupaya untuk menciptakan ekosistem bisnis digital yang inklusif bagi siapapun melalui kerja sama dengan pemerintah, sektor bisnis, dan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat. Hingga saat ini, Warung Pintar telah memiliki sebanyak 54% peritel perempuan, meningkatkan kesempatan kerja sebesar 17%, dan mengerjakan 100 proyek dampak sosial senilai lebih dari Rp50 miliar.

Selain itu, Warung Pintar memberi dampak nyata kesetaraan kesempatan bagi penyandang disabilitas. Salah satunya adalah Agus, pemilik Warung Pintar Sumatera 2.

“Kisah Pak Agus merupakan satu dari banyak dampak positif yang diharapkan sejak Warung Pintar pertama kali berdiri. Saat ini, kami terus berupaya untuk menciptakan lebih banyak inisiatif bisnis yang memungkinkan lebih banyak kesempatan bagi pelaku UMKM khususnya komunitas akar rumput untuk mengakses solusi digital terlengkap. Kami berharap kedepannya dapat terus memperluas jangkauan agenda SDGs yang saat ini belum tercapai,” ucap Agung.

Agus mengungkapkan, akses digital yang ditawarkan Warung Pintar membantunya dalam menjalankan kegiatan operasional warung sehari-hari.

“Walau kondisi fisik saya terbatas, belanja di Warung Pintar memudahkan saya mendapatkan barang dagangan. Tidak perlu belanja keluar, hanya dari handphone, besoknya barang dikirimkan. Warung Pintar membantu saya mendapatkan segala bantuan termasuk bantuan usaha warung. Saat ini, warung adalah satu-satunya pendapatan saya untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ucap Agus menegaskan.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version