youngster.id - Guna memotivasi generasi milenial untuk semakin mempersiapkan diri menjadi calon pemimpin milenial yang work-ready, world-ready, HSBC Indonesia bermitra dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) kembali menyelenggarakan kompetisi HSBC Business Case Competition (BCC).
“HSBC memiliki komitmen jangka panjang dalam mempersiapkan pemimpin milenial masa depan Indonesia yang tangguh. Dari segi teori, kami bersama dengan Sampoerna University menyusun modul-modul pelatihan bisnis dan perbankan komprehensif yang kemudian diaplikasikan di dalam kelas maupun lewat berbagai workshop. HSBC Business Case Competition adalah salah satu langkah nyata yang memberikan kesempatan para pemimpin masa depan ini untuk mengasah berbagai teori yang telah mereka pelajari,” jelas Nuni Sutiyoko, Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia, dalam keterangan tertulisnya.
Sementara itu, Elan Merdy, Senior Director Putera Sampoerna Foundation, menambahkan bahwa kerja sama strategis antara HSBC dan Putera Sampoerna Foundation merupakan sebuah sinergi yang ditujukan untuk penciptaan sumber daya manusia berkompetensi tinggi, dan menjadikan Indonesia kian diperhitungkan di kancah internasional.
“Partisipasi generasi muda dalam berbagai kompetisi prestisius seperti HSBC BCC ini, merupakan cara yang efektif untuk membangkitkan semangat berkompetisi, serta melatih pola berpikir yang kreatif, kritis dan inovatif. Aspek ini akan membantu mereka dalam menghadapi tantangan persaingan di masa depan,” kata Elan.
Kompetisi bisnis HSBC BCC diperuntukan bagi mahasiswa S-1 dari perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Pada ajang ini, mereka dihadapkan pada sebuah kasus nyata yang dihadapi dunia bisnis modern, dan mereka diminta untuk memberikan solusi, melalui serangkaian proses analisa masalah, peyusunan strategi, hingga penyampaian gagasan.
Ini merupakan tahun kelima HSBC mengadakan HSBC BCC. Sebanyak 15 tim dari 15 universitas terkemuka di Indonesia ikut serta. Tim juara nantinya akan mewakili Indonesia ke ajang kompetisi HSBC Business Case tingkat internasional yang akan berlangsung di Hong Kong, Juni 2017.
Dalam HSBC BCC, setiap tim peserta yang terdiri atas empat orang akan dikarantina dalam ruangan tertutup dan diberi kasus bisnis sesungguhnya dari perusahaan-perusahaan multinasional. Mereka diminta berdiskusi dan menganalisa permasalahan bisnis yang telah disiapkan oleh Asia Case Research (ACRC) tanpa bantuan buku dan sumber informasi lain, hingga kemudian harus menghadirkan gagasan solusi di depan panel juri.
Selanjutnya, dipilih tiga tim yang akan bertanding di babak final. Guna menentukan juara, finalis akan diadu kembali untuk mempresentasikan strategi bisnis terbaiknya. Proses diskusi tim, analisa bersama, melahirkan solusi yang kreatif, hingga akhirnya mempresentasikan dengan cara unik inilah tahap-tahap yang diharapkan bisa mengasah karakteristik calon pemimpin milenial masa depan.
Sejatinya, HSBC dan PSF menjadikan generasi milenial sebagai target utama dalam berbagai program pemberdayaan pendidikan yang digelar. Program-program tersebut berupaya menanamkan karakteristik unik milenial yang dirangkum dalam istilah 3C, yaitu critical (kritis), creative (kreatif), and confidence (percaya diri). “Kami melihat tiga karakteristik utama ini sebagai salah satu modal utama milenial untuk menjadi pemimpin masa depan yang handal. Setiap tahapan dalam kompetisi BCC sendiri didesain untuk menguji sekaligus mengasah ketiga karakter tersebut,” ujar Nuni.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 menunjukkan bahwa generasi milenial telah berkontribusi sebesar 38,8% terhadap total keseluruhan tenaga kerja di Indonesia. Pada tahun 2030, diperkirakan sebesar 70% pemimpin masa depan di Indonesia berasal dari generasi milenial yang berada pada usia produktif. Generasi inilah yang memegang kendali atas perekonomian Indonesia di masa datang dan diharapkan mampu untuk membawa bangsa ini menuju ke arah pembangunan yang lebih maju dan dinamis.
FAHRUL ANWAR