youngster.id - United Nation’s Children Fund (UNICEF) melaporkan sedikitnya 463 juta anak di seluruh dunia tidak bisa mengakses pendidikan secara virtual (jarak jauh). Di Indonesia sendiri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkapkan bahwa sebanyak 68 juta anak di Indonesia terpaksa belajar dari rumah dan menjalankan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) akibat Pandemi Covid-19.
Hal ini mendorong Yayasan Bulir Padi meluncurkan Digital Learning Program (DLP) untuk memenuhi kebutuhan pendidikan digital anak dan kaum muda marjinal binaannya di Jakarta. Program ini dimaksud untuk mendukung kualitas pembelajaran para penerima manfaat, khususnya mereka yang berasal dari keluarga ekonomi lemah.
Ketua Yayasan Bulir Padi Tia Sutresna mengatakan, siswa marjinal sangat rentan untuk ketinggalan dalam pelajaran sekolah karena mereka terpaksa untuk beradaptasi ke metode Pendidikan Jarak Jauh dan tidak memiliki perangkat untuk melakukannya dengan baik.
“Digital Learning Program kami bertujuan untuk mengisi kebutuhan ini serta merupakan bentuk komitmen kami untuk terus mendukung pendidikan berkualitas. DLP memberikan akses internet untuk kebutuhan pendidikan serta mendukung pengembangan keterampilan literasi digital mereka. Para penerima manfaat juga dapat akses terhadap pelatihan siap kerja daring agar mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri dan mampu berkompetisi di dunia kerja dan usaha,” kata Tia dalam keterangan pers, Jumat (19/3/2021).
Sebagai bagian dari DLP, Yayasan Bulir Padi juga membangun Digital Learning Center (DLC) di komunitas marjinal yang bermukim di Palmerah – Jakarta Barat dan Marunda – Jakarta Utara.
Menurut Tia, manfaat yang didapatkan melalui DLP diantaranya, akses data/kuota internet dan gawai/telepon pintar untuk kebutuhan pendidikan. Kemudian akses terhadap pendidikan Informasi Komputer dan Teknologi Digital serta Informasi terkini, Selain itu, pengetahuan tentang kebutuhan digital di dunia kerja agar penerima manfaat dapat berkompetisi dalam mencari peluang kerja.
Setiap Digital Learning Center dilengkapi dengan laptop dan sarana wifi yang dapat digunakan oleh siswa SMA/K (15-18 tahun) serta kaum muda produktif (18-25 tahun) binaan Yayasan Bulir Padi untuk menjalankan proses belajar dan pelatihan daring. Tim Yayasan Bulir Padi melakukan survei dan impact assessment secara berkala untuk mengukur efektivitas program ini terhadap penerima manfaat.
STEVY WIDIA