Digitarasa, Akselerator Bisnis Kuliner dari Gojek dan Digitaraya

Peluncuran Digitarasa, akselerator bisnis kuliner. (Foto: istimewa)

youngster.id - Gojek bekerja sama dengan startup Digitaraya membuat perusahaan akselerator untuk bisnis kuliner Digitarasa. Sekitar 500 startup kuliner dari berbagai kota telah mendaftar untuk memperoleh pendanaan.

CEO Digitarasa Arnold Poernomo mengatakan, bisnis kuliner memang potensial, namun kini ekosistem sudah berubah dan startup harus menyesuaikan diri.

“Sekarang ini membuat restoran itu berbeda dengan menggunakan sosial media, mudah membangunnya. Tapi bukan berarti mudah untuk menjaga keberlangsungannya. Kerjasama ini untuk mengakselerasi bisnis startup kuliner dengan memberikan pendampingan dan pendanaan,” kata Arnold dalam keterangannya Selasa (25/2/2020) di Jakarta.

Arnold menyatakan membuka lebar berbagai bisnis di sektor kuliner manapun baik mendaftar makanan maupun minuman. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh startup, seperti produk yang siap jual, bukan waralaba, harus siap dengan pemanfaatan teknologi, dan kemasan praktis. Sampai saat ini terdapat 500 startup kuliner yang mendaftar.

“Startup yang mendaftar terbuka dari daerah manapun, yang paling jauh dari Medan dan Makassar. Setelah verifikasi, startup akan mendapatkan pendampingan dari beberapa mentor,” ujarnya.

Tidak hanya pendampingan, Digitarasa akan menyaring startup untuk kemudian difasilitasi pendanaannya. Sumber pendanaan berasal dari Gojek sebagai induk dari GoFood dan Digitaraya.
Meski demikian, Gojek dan Digitaraya belum dapat mengungkapkan nilai fasilitas pendanaan pada startup yang sudah disaring itu.

Managing Director Digitaraya Nicole Yap mengatakan, hingga saat ini Digitaraya sudah mempunyai banyak jaringan dengan investor. Tahun ini sudah ada 15 investor yang siap mendanai startup yang difasilitasi Digitaraya.

Sementara itu, Chief Food Officer Gojek Group Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan setelah mendapatkan pendampingan dari Digitarasa, startup kuliner terbuka untuk menjadi bagian dari ekosistem Gojek. “Setelah mendapatkan pendanaan, nanti kami akan siapkan partner usaha,” kata Catherine.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, kontribusi subsektor kuliner terhadap unit usaha ekonomi kreatif pada 2016 telah mencapai 41,69%. Nilai itu tertinggi dibanding 15 sub sektor ekonomi kreatif lainnya.

STEVY WIDIA

Exit mobile version