youngster.id - Berdasarkan data Counterpoint Research, penjualan Huawei terus meningkat dari 205,3 juta pada 2018 menjadi 238,5 juta pada 2019. Rupanya sanksi yang diberikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Huawei pada awal 2019 tidak mempengaruhi bisnis perusahaan ICT dari Tiongkok ini.
Alhasil, Huawei menduduki peringkat kedua penjualan ponsel terbanyak pada tahun lalu. Padahal, ponsel milik Huawei tak lagi didukung sistem operasi (Operating System/OS) Google. Sebab pemerintah AS melarang perusahaan nasional mereka bekerja sama dengn Huawei.
Associate Director Research IDC Quarterly Mobile Phone Tracker Melissa Chau mengatakan, Huawei agresif menjual ponsel di Tiongkok. Sekitar 40% pasar ponsel di Negeri Tirai Bambu dikuasai Huawei. Pasar di negara asalnya itu menyumbang lebih dari 60% penjualan Huawei.
“Tetapi seiring Huawei rajin memperluas pasar ke Eropa Barat, di situlah penjualannya mengalami pukulan terbesar,” ujar Melissa yang dilansir Businesswire baru-baru ini.
Menariknya, pada periode yang sama pengiriman ponsel Apple justru menurun dari 206,5 juta menjadi 196,2 juta. Meski begitu, bila dihitung per kuartalan, penjualan ponsel Apple pada Kuartal IV melampaui Huawei. Menurut Counterpoint Research, penjualan perangkat asal AS itu ditopang oleh seri iPhone 11 pada akhir tahun lalu.
Penjualan ponsel Apple pada Kuartal IV 2019 mencapai 72,9 juta atau menempati posisi pertama. Diikuti oleh Samsung 70 juta dan Huawei 56 juta. Meskipun, secara keseluruhan tahunan, Samsung dan Huawei menempati posisi pertama dan kedua.
“Samsung memimpin pasar ponsel 5G, dengan pengiriman mencapai 6,5 juta pada 2019,” demikian dikutip dari Counterpoint Research.
Research Analyst Counterpoint Abhilash Kumar mengatakan, sanksi AS tetap berpengaruh terhadap penjualan ponsel Huawei. Hal itu itu terlihat dari pengiriman ponsel di kuartal IV turun dibanding kuartal sebelumnya. Belum lagi ada ketegangan antara Jepang-Korea Selatan yang menimbulkan ketidakpastian di pasar memori (chip).
“Berbagai perusahaan memikirkan kembali strateginya dan mengurangi ketergantungan pada pasar tunggal,” kata Kumar.
STEVY WIDIA