youngster.id - Pemerintah Inggris dan Indonesia berkomitmen untuk mendorong inklusivitas dengan mengatasi tantangan yang dihadapi oleh kelompok-kelompok marjinal seperti penyandang disabilitas, perempuan, kelompok muda dan mereka yang berada di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
“Melalui pendekatan multi-sektor, kami berupaya menciptakan perubahan yang bermakna dan berkelanjutan. Menegaskan kembali pentingnya hak dan kesempatan yang setara, sekaligus mengingatkan kita untuk terus berupaya mengurangi hambatan yang masih dihadapi banyak orang. Dengan menciptakan peluang bagi semua orang untuk berkembang, kita membuka potensi tak terbatas yang memperkaya komunitas kita,” kata Summer Xia, Country Director Indonesia dan Direktur Asia Tenggara British Council, dalam acara Breaking Barriers sekaligus perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris-Indonesia dan ulang tahun ke-90 British Council global, Kamis (5/12/2024) di Jakarta.
Summer Xia menegaskan, British Council berkomitmen pada pendekatan multisektor dalam memperjuangkan Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI). “Breaking Barriers” menyediakan ruang untuk menampilkan metode inovatif, program inklusif, dan praktik terbaik melalui diskusi panel, lokakarya, dan pameran. Sekaligus memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional.
“Kolaborasi ini bertujuan untuk mengatasi tantangan GEDSI dalam pendidikan tinggi, pengajaran bahasa Inggris, serta sektor seni dan budaya. Dari lingkungan pembelajaran formal dan non-formal hingga metode pengajaran inovatif dan inisiatif kreatif, acara ini mempertemukan para penggerak perubahan, pendidik, dan seniman untuk menginspirasi kolaborasi yang bermakna dan mendorong kemajuan menuju dunia yang benar-benar inklusif,” ungkapnya.
Selama tahun 2024 British Council telah mendukung berbagai proyek Inggris-Indonesia, termasuk 21 kemitraan GEDSI antara beberapa universitas di kedua negara melalui dana hibah Going Global Partnerships, serta tiga kolaborasi seni disabilitas melalui program Connections Through Culture. British Council juga mengembangkan sumber daya seperti MOOC (Massive Open Online Course), rencana pembelajaran, dan webinar untuk mendukung pengembangan kapasitas guru di bidang ini.
Lebih lanjut, untuk memberikan dukungan yang lebih kontekstual, British Council memberikan hibah kepada para pendidik guru melalui Dana Pemberdayaan Pendidik Guru (Teacher Educator Enabling Fund) untuk mendukung mereka dalam mengembangkan komunitas praktik.
Salah satu penerima hibah adalah Kelas Kreatif Indonesia Foundation yang fokus pada pendampingan guru untuk mengembangkan kapasitas mereka. Mereka telah memberi manfaat kepada 2.000 guru di 12 kota dan kabupaten. Selain itu, melalui proyek Keterampilan untuk Partisipasi Digital Inklusif (Skills for Inclusive Digital Participations), mereka memberikan pelatihan pengembangan keterampilan kepada individu-individu yang terpinggirkan secara digital di wilayah timur Indonesia
“Inklusi sebaiknya lebih dari sekedar akses terhadap pendidikan dan seni, meskipun kedua hal tersebut tetap menjadi fondasi yang penting. Dengan merayakan bakat dan prestasi luar biasa dari komunitas penyandang disabilitas, ‘Breaking Barriers’ bertujuan untuk menjadi inspirasi dan membangun masyarakat dimana semua orang memiliki kesempatan untuk berkontribusi, berkembang, dan merasa berharga,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post