youngster.id - Penyandang disabilitas mempunyai hak dan perlakuan yang sama, termasuk peluang mengakses dan menjadi ahli di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal itu dikemukakan Gati Gayatri, Kapuslitbang Literasi dan Profesi TIK Balitbang SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Hari ini dikenalkan aplikasi IT sederhana. Ini stimulus agar adik-adik bisa menjadi ahli profesi di bidang IT. Kami menganggap adik-adik mempunyai kompetensi yang sama dengan warga negara lainnya,” ujar Gati pada acara Bimtek Literasi TIK Bagi Komunitas Penyandang Disabilitas di Cirebon, Selasa (23/03/2016).
Disebutkan Gati, lapangan pekerjaan di luar sangat banyak karena jaman sekarang adalah era teknologi informasi. “Terkait rancangan pembangunan pita lebar di Indonesia, Indonesia membutuhkan tenaga kerja sebanyak 920.900 pekerja TI. Kalau adik-adik ingin bekerja di luar, tenaga kerja IT tiap tahunnya dibutuhkan 3,3 juta orang” ujarnya.
Gati mengatakan negara ASEAN saat ini yang mempunyai sertifikasi keahlian IT untuk penyandang disabilitas adalah Thailand dan Malaysia. Oleh karena itu, Pelatihan Peningkatan Literasi Informasi diharapkan dapat mengurangi kesenjangan digital (digital divide).
“Dimana diharapkan akses maupun pemanfaatan teknologi digital dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan dan kelompok meskipun memiliki keterbatasan atau disabilitas. Nantinya diharapkan muncul kreativitas dan produktivitas melalui dunia maya yang dapat membantu peningkatan potensi diri,” tambah Gati.
Bambang Hariyadi selaku Kabid Evaluasi Puslitbang Literasi dan Profesi Kemkominfo dalam laporan panitia mengatakan bahwa pelaksanaan bimtek pada hari ini yang diikuti oleh 100 orang peserta (usia 15-19 tahun) berasal dari wilayah Cirebon dan sekitarnya. Tujuannya, membantu komunitas penyandang disabilitas untuk dapat mengakses dan memanfaatkan peralatan dan TIK untuk membantu meningkatkan layanan dan produktivitas sehari-hari.
“Kegiatan bimtek ini dilaksanakan oleh Puslitbang Literasi dan Profesi Kominfo, Badan Litbang SDM Kemkominfo bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, dengan tim instruktur dari BPRTIK dan ADIDA (Asosiasi Desain Komunikasi Visual Indonesia). Adapun materi yang diajarkan dibagi menjadi tiga bidang yaitu: e-Excellent Life Map, e-design, dan e-Tool,” ujar Bambang.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon Maryono menyatakan saat ini jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Cirebon, berdasarkan hasil pendataan tahun 2014 sebanyak 10.567 orang.
“Pada umumnya permasalahan yang dihadapi penyandang disabilitas, antara lain; kurangnya rasa percaya diri atau rendah diri yang berlebihan, terbatasnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal, terbatasnya pendidikan dan keterampilan yang dimiliki, dan sulitnya memperoleh pekerjaan,” ujar Maryono.
Maryono menjelaskan mengenai permasalahan penyandang disabilitas yang cukup kompleks dengan berbagai aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat, baik yang menyangkut penyandang disabilitas itu sendiri, keluarga, dan masyarakat secara umum.
ANGGIE ADJIE SAPUTRA
Editor : STEVY WIIDIA
Discussion about this post