youngster.id - Industri logistik Indonesia diprediksi terus berkembang pesat. Berdasarkan data Supply Chain Indonesia sektor ini diproyeksikan tumbuh 12,53% pada 2025, naik dari 9,52% di tahun sebelumnya. Bahkan ukuran pasar pengangkutan dan logistik Indonesia diperkirakan mencapai US$131,2 miliar pada tahun 2025, dan diharapkan mencapai US$178,1 miliar pada tahun 2030.
Namun harus diakui peta persaingan industri logistik sangatlah ketat. Sebagai pelopor bisnis kurir lokal, PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) terus melakukan inovasi produk, pengembangan teknologi dan berkomitmen mendukung pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Direktur Utama TIKI Yulina Hastuti mengatakan, pihaknya memahami bahwa kebutuhan konsumen kini semakin beragam dan spesifik, untuk itu perusahaan terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Kami fokus menerapkan ketahanan operasional melalui pemanfaatan teknologi, kemampuan beradaptasi secara cepat terhadap situasi dan kebutuhan konsumen yang terus berubah dengan cepat, serta keunggulan produk dan layanan yang berorientasi pada solusi bagi pelanggan. Hal ini membuat TIKI berhasil mempertahankan pertumbuhan bisnis mencapai 20%-25% year on year,” katanya pada wawancara terbatas, Jumat (20/6/2025) di Jakarta.
Selain itu, Yulina menegaskan TIKI juga berkomitmen untuk mendukung para pelaku UMKM. Salah satunya lewat layanan TIKI SERLOK (Seller Online Booking). “Lewat layanan ini kami memberikan ruang yang besar bagi para pelaku UMKM untuk dapat mempromosikan produknya serta menjangkau pelanggan lintas kota dan lintas wilayah,” ujarnya.
Selain itu, Yulina mengungkapkan, TIKI terus mendorong inovasi produk, seperti layanan khusus untuk komunitas hobi seperti TRX untuk pengiriman reptile, SRP untuk pengiriman ikan dan kebutuhan akutatik, dan DAT untuk pengiriman tanaman hias dan buah segar. Yang terbaru adalah layanan Froozy untuk pengiriman makanan beku.
“Inisiatif ini mencerminkan komitmen kami untuk tidak hanya menyediakan layanan kurir, tetapi juga menjadi mitra yang memahami kebutuhan unik dari para pelanggannya,” ujarnya.
Direktur National & Network TIKI Ahmad Ferwito menambahkan, perusahaan ekspedisi yang sudah beroperasi hamper 55 tahun ini menjadi satu-satunya jasa kurir yang memiliki instalasi karantina mandiri untuk ikan hias yang mendapat izin Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM).
“Semua ini merupakan inovasi dari kami untuk terus mengikuti perkembangan pasar dan terus menjadi mitra pengiriman terpercaya untuk masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Head of National TIKI Adam Ismanto mengatakan, dari sisi teknologi, TIKI sudah memiliki smart control tower (SCT) yang berguna menganalisa data operasional secara real-time untuk membantu manajemen melakukan pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran. Teknologi operasional lain adalah Transportation Management System (TMS), sistem optimalisasi rute pengiriman untuk meningkatkan efisiensi waktu, menurunkan biaya operasional, serta memberikan pengalaman pelacakan kurir secara live.
“Dengan teknologi ini memungkinkan TIKI mengetahui pertama, jumlah paket terkirim. Selain itu dapat mencegah terlambat atau tidak terkirim tiap harinya dari seluruh cabang. Sehingga, mendorong produktivitas tiap individu kurir dalam mengirim paket, serta pemetaan kinerja gerai,” katanya.
Menurut Adam, selain teknologi dan produk, sumber daya manusia (SDM) juga menjadi prioritas kami untuk menjaga kualitas layanan yang kami berikan kepada pelanggan. “Pelatihan, penghargaan dan pengembangan karir menjadi salah satu cara kami dalam membangun kualitas SDM yang terbaik,” ucapnya.
Saat ini jaringan operasional yang meliputi 69 kota besar di Indonesia, didukung oleh lebih dari 500 kantor perwakilan, lebih dari 3.7000 gerai dan lebih dari 6.000 karyawan di seluruh Indonesia. Sehingga TIKI dapat melayani 514 kabupaten atau kota, 7.230 distrik di seluruh Indonesia.
“Kami akan terus mengembangkan distribusi jaringan hingga menjangkau seluruh Inodnesia, termasuk mempercepat pengembangan infrastruktur yang mengarah ke teknologi otomasi. Karena perusahaan logistic bukan hanya soal pengiriman tetapi juga soal menjembatani akses, peluang dan pertumbuhan di seluruh Indonesia,” pungkas Yulina.
STEVY WIDIA
Discussion about this post