Dorong Transformasi Pendidikan Berbasis Teknologi AI Melalui Guru

youngster.id - Laju adopsi dan inovasi di era transformasi AI telah membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Menurut LinkedIn Future of Work Report 2023, walaupun lebih dari separuh pekerjaan pendidik melibatkan people skills yang paling baik dilakukan langsung oleh manusia—seperti manajemen kelas dan pengajaran—AI dapat meningkatkan produktivitas dalam tugas-tugas seperti perencanaan pelajaran dan pengembangan kurikulum, yang nyatanya menjadi 45% dari tanggung jawab pendidik. Bantuan ini memberikan pendidik lebih banyak waktu untuk fokus melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan manusia, seperti terhubung dengan murid, di dunia nyata dan dalam waktu nyata, guna membuat perbedaan positif dalam proses pembelajaran para murid.

Education Lead Microsoft Indonesia Arief Suseno mengatakan, AI memiliki potensi besar dalam dunia pendidikan. Misalnya, untuk mempersonalisasi materi dan proses pembelajaran, membantu guru merancang rencana pelajaran, menyederhanakan proses administratif, serta menyediakan wawasan berbasis data tentang kinerja murid dan tren pendaftaran.

“Guna mewujudkan potensi tersebut, kita perlu mengatasi tantangan seperti akurasi, efikasi, dan ketergantungan yang berlebihan; serta memberikan dukungan yang cukup kepada para pendidik. Di Microsoft, kami berfokus untuk menempatkan para pendidik sebagai pakar yang memegang kendali, dan mengintegrasikan pengalaman AI ke dalam alur kerja mereka untuk benar-benar meringankan beban kerja,” kata Arief dikutip Senin (25/11/2024).

Di Indonesia, Bapak Ibu guru dari berbagai daerah telah secara aktif mempelajari teknologi AI. Menembus zona nyaman masing-masing, para guru gigih belajar dan berinovasi dengan AI agar dapat menciptakan pembelajaran yang semakin menyenangkan bagi para murid, sembari mempersiapkan generasi penerus bangsa dalam memasuki dunia kerja yang kini memerlukan keterampilan AI.

“Indonesia memerlukan transformasi pendidikan yang bertumpu pada teknologi sebagai penggerak perubahan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Memasuki era baru AI, sudah saatnya mempersiapkan generasi yang berdaya saing dan cakap akan penggunaan AI. Terbaru, Microsoft telah menghadirkan situs AI Skills Navigator, sebuah platform pembelajaran bertenaga AI, yang dapat membantu setiap individu, termasuk guru, untuk menemukan tujuan, jenjang, dan gaya pembelajaran masing-masing, ” ungkap Arief.

Menyambut Hari Guru Nasional 2024, berikut adalah tiga kisah inspiratif dari guru-guru Indonesia dalam memanfaatkan AI di ruang kelas, yang patut diapresiasi.

Tiga guru visioner bernama Fafan Adisumboro, Suci Romadani, dan Sigit Hadi W., asal Probolinggo, Jawa Timur, mengambil langkah inovatif dalam mengajarkan keterampilan berpikir kritis kepada murid melalui penerapan AI. Melalui konsep “AI MISS YOU” (Artificial Intelligence untuk Meningkatkan Bernalar Kritis Siswa Yang Original dan Unik), para guru ini mengajarkan murid bukan hanya untuk menerima informasi, tetapi juga untuk menciptakan, berinovasi, dan memecahkan masalah. Dari konsep tersebut, para murid diperkenalkan dengan metode pembelajaran“TEBALKAN” (Temukan, Bayangkan, Lakukan, dan Bagikan).

Para murid diajak menggunakan teknologi AI seperti Microsoft Copilot dan Designer, untuk mengeksplorasi topik pembelajaran tertentu, membayangkan ide secara kreatif, mengimplementasikan ide secara praktis, dan membagikan hasil karya mereka.

“Kami terinspirasi dari pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara yang menekankan bahwa setiap anak bukanlah ‘kertas kosong’ yang hanya menerima informasi, melainkan insan kreatif yang perlu diberdayakan. Dalam semangat ini, metode TEBALKAN mendorong siswa untuk aktif dan kritis,” ujar Sigit.

Selama beberapa bulan terakhir, guru-guru visioner ini mempraktikkan langsung metode TEBALKAN pada Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), suatu pembelajaran multidisipliner untuk membangun karakter murid yang inovatif dan adaptif terhadap lingkungan sekitar mereka. Dalam proyek tersebut, para guru mengajak murid untuk mengolah daun mangga menjadi teh herbal, dan meminta murid menemukan resep serta cara terbaik pengolahannya dengan menggunakan AI.

“Kami memilih daun mangga karena mangga merupakan tanaman pangan khas daerah kami di Probolinggo. Menggunakan teknologi AI, para murid melakukan komparasi dari setiap percobaan agar mendapatkan cara bagaimana menghasilkan teh berbahan dasar daun mangga dengan cita rasa terbaik. Di sini, guru berperan dalam melakukan bimbingan serta memperkuat pemahaman mereka dalam berinovasi,” kata Suci.

Proyek tersebut tidak hanya menumbuhkan keterampilan teknis dan kritis para murid, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang memiliki potensi pasar. Fafan, Suci, dan Sigit awalnya merupakan peserta program pelatihan AI TEACH, sebuah inisiatif yang dilakukan oleh Plan Indonesia dan didukung oleh Microsoft. Tekad dan kreativitas pada akhirnya membawa mereka menjadi salah satu tim pemenang ajang hackathon AI TEACH tingkat Asia Tenggara.

Ketiganya tidak hanya berperan sebagai fasilitator teknologi, melainkan juga sebagai pendamping yang memberikan arahan dan dukungan moral bagi murid. Mereka memastikan bahwa AI memperkuat peran mereka sebagai pendidik, bukan menggantikan.

 

 

STEVY WIDIA

 

 

Exit mobile version