youngster.id - Indonesia menghadapi tantangan lingkungan yang serius seperti deforestasi yang naik hingga 27% di 2023, polusi plastik yang merusak ekosistem laut dan mangrove, serta polusi udara yang mengurangi harapan hidup rata-rata sebesar 1,4 tahun akibat paparan partikel halus (PM2.5) yang melebihi batas aman WHO.
Hal ini mendorong Grab memberdayakan komunitas dan menjaga kelestarian alam Indonesia melalui inisiatif Langkah Hijau.
“Di Grab, keberlanjutan lebih dari sekadar teknologi atau infrastruktur. Kami ingin membangun sebuah ekosistem yang dapat berdampak lestari bagi alam Indonesia, sekaligus untuk memberdayakan seluruh pihak di dalamnya, mulai dari mitra, komunitas, para pengguna dan masyarakat Indonesia,” ucap Rivana Mezaya, Director of Digital & Sustainability, Grab Indonesia dikutip Selasa (10/6/2025).
Rivana menerangkan, secara makro, Grab se-Asia Tenggara berhasil mendorong transisi menuju transportasi rendah emisi lewat perluasan armada GrabElectric. Hal ini telah mencegah lebih dari 900.000ton emisi karbon (CO₂e) melalui program konservasi alam, serta mengurangi dan mendaur ulang lebih dari 8.000ton limbah.
Di Indonesia, Grab mengoperasikan armada kendaraan listrik terbesar dengan lebih dari 11,000 unit kendaraan listrik, yang terdiri dari GrabBike, GrabCar Plus, dan GrabCar Premium dan telah beroperasi di Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, dan berbagai kota lainnya sejak tahun 2019. Perluasan armada GrabElectric ini telah mencapai lebih dari 250 juta KM perjalanan atau sama dengan 6.900x mengelilingi Bumi, dan mengurangi emisi karbon sebesar 30.000ton serta menghemat 11 juta liter BBM.
Komitmen keberlanjutan Grab juga tercatat dalam program Kontribusi Langkah Hijau di Indonesia, setiap Rp200-Rp500 dari setiap perjalanan bersama GrabCar atau GrabBike, serta pemesanan yang dilakukan melalui GrabMerchant, disalurkan ke berbagai proyek pelestarian alam. Proyek tersebut antara lain adalah penanaman lebih dari 1,2 juta pohon di kawasan Asia Tenggara sejak tahun 2021.
“Di Indonesia, kami bermitra dengan EcoMatcher, Trees4Trees, dan Yayasan Bumi Hijau Lestari untuk menanam ratusan ribu pohon mangrove di pesisir Pati dan Cilacap, serta memulihkan lahan yang terdegradasi di Bandung,” ujar Rivana.
Komitmen lainnya diwujudkan melalui proyek pelestarian di Katingan Mentaya di Kalimantan Tengah sejak tahun 2023, sebuah aksi perlindungan hutan yang menjadi habitat bagi 44 spesies, termasuk 5% orangutan Borneo yang masih tersisa di dunia. Didanai oleh kredit karbon, proyek ini melindungi dan memulihkan 149.800 hektar hutan rawa gambut tropis di Kalimantan Tengah. Melindungi hutan ini sama dengan mencegah hampir 7,5 juta ton gas rumah kaca setiap tahunnya.
Di samping itu, Grab juga bekerja sama dengan PlasticPay sejak 2023 untuk mendorong kebiasaan mendaur ulang botol plastik melalui mesin Reverse Vending Machine (RVM) yang tersedia di sejumlah titik strategis seperti Stasiun KRL Sudirman, Lawson Cipete, South Quarter, dan Grand Lucky Sanur. Sebanyak lebih dari 4.000 kilogram botol plastik berhasil dikumpulkan, setara dengan berat satu helikopter militer SA-330 Puma. Inisiatif tersebut mengurangi lebih dari 20.000 kg jejak karbon (CO₂e) dan melibatkan lebih dari 3.000 orang dalam mendukung ekonomi sirkular.
“Seluruh inisiatif dalam program Langkah Hijau yang kami jalankan adalah wujud nyata dari komitmen jangka panjang Grab untuk Indonesia yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Kami percaya, upaya menjaga lingkungan tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu kolaborasi erat antara berbagai pihak—mulai dari mitra usaha, komunitas lokal, hingga pengguna layanan Grab di seluruh penjuru tanah air,” punkas Rivana.
STEVY WIDIA
Discussion about this post