Dukung SMK Siapkan SDM Digital, Huawei Berikan Pelatihan TIK

huawei-ULearning

Siswa SMA ikuti pelatihan TIK. (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Pemerintah Indonesia telah mengumumkan adanya kebutuhan sedikitnya 9 juta SDM digital di semua tingkatan pada 2030. Pemerintah juga telah menyerukan kepada seluruh pemangku kepentingan – pemerintah, dunia pendidikan, pelaku industri, pengembang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan komunitas untuk bersinergi dan menjadikan kebutuhan akan ketersediaan SDM Digital mumpuni sebagai misi bersama.

Memahami kebutuhan tersebut, Huawei pun menyiapkan SDM di bidang TIK berkompeten, khususnya siswa-siswa sekolah vokasi (SMK) melalui lokakarya dua hari di bidang TIK.

“Program berbagi pengetahuan Huawei Indonesia yang ditujukan untuk sekolah kejuruan adalah bukti dukungan kami dalam mewujudkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk mengatasi kesenjangan kebutuhan akan SDM cakap digital sesuai dengan kebutuhan industri. Salah satunya adalah kebijakan Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset & Teknologi,” kata Yenty Joman, Director Government Affairs Huawei Indonesia.

Menurut Yenty, program ini bertujuan untuk menciptakan keselarasan antara hasil pendidikan dan kebutuhan industri, menghasilkan SDM yang siap kerja di masa depan yang dilengkapi dengan keterampilan digital yang disyaratkan oleh industri.

Serangkaian pelatihan TIK selama dua hari mencakup teknologi masa depan, termasuk 5G, AI, Big Data, dan Cloud, dengan bantuan pelatih lokal yang telah menyamai standar global Huawei untuk mengatasi kendala bahasa. Untuk lebih memperkaya perspektif pekerja masa depan di dunia yang semakin tanpa batas dan saling terkait yang difasilitasi oleh internet, peserta juga akan dilengkapi dengan kurikulum yang secara khusus berfokus pada literasi keamanan siber.

Dirjen Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya mengatakan bahwa pendidikan vokasi memainkan peran yang sangat strategis khususnya dalam memenuhi kebutuhan akan SDM sesuai kualifikasi industri. Untuk membantu pendidikan vokasi memahami dan memenuhi kebutuhan tersebut, perlu adanya sinergi dengan industri agar terjadi link and match antar kedua belah pihak.

“Kami sangat mengapresiasi program pelatihan dari Huawei ini. Harapannya, pelatihan di bidang TIK ini akan terus menjalar ke seluruh SMK-SMK lainnya di Indonesia. Untuk diketahui, kami mengelola 14 ribu SMK, 2 ribu kampus vokasi, 2 ribu politeknik dan universitas, serta institut vokasi di seluruh Indonesia. Kami berharap komitmen dan kontribusi Huawei Indonesia menjadi inspirasi bagi industri dan pengembang teknologi lainnya untuk turut serta terlibat dalam mewujudkan link and match antara dunia pendidikan dan industri. Sinergi kedua belah pihak dalam bersama-sama meningkatkan kompetesi SDM akan menjadi investasi terbaik dan fundamental dalam membangun ekonomi digital Indonesia yang kuat dan unggul di masa depan,” papar Wikan.

Sementara itu Agung Hardjono, Tenaga Ahli Utama Kedeputian Pembangunan Manusia, Kantor Staf Presiden mengatakan arahan Presiden sangat jelas menyikapi pesatnya perkembangan teknologi bahwa kita jangan menjadi smart digital user tapi harus mampu mencetak smart digital specialist dan smart digitalpreneur yang andal dan mampu mengembangkan kewirausahaan yang membuka lapangan kerja di dalam negeri.

“Dalam evaluasi revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi baru-baru ini di bulan Agustus, Presiden mendorong munculnya lembaga-lembaga pelatihan kerja seperti antara lain programming atau coding melalui kerja sama antara Pemerintah dengan swasta, khususnya industri. Coding, 5G, Artificial Intelligence, Data Intelligence dan Internet of Things merupakan kompetensi yang harus dikuasai peserta pendidikan vokasi dan sekolah kejuruan sebagai calon SDM cakap digital yang siap berkontribusi mendukung keberhasilan industri besar, menengah dan kecil dalam berkiprah di era industri 4.0,” kata Agung.

Rangkaian program pelatihan TIK Huawei Indonesia merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk turut menyumbang 100 ribu SDM digital lokal pada tahun 2025, melalui gerakan korporasi Huawei 100K Digital Talents.

“Untuk mencapai target tersebut, Huawei telah bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas,” pungkas Yenty.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version