youngster.id - Kelak, integrasi sistem dan agregasi data pasien dapat diakses oleh pasien dari setiap puskesmas, klinik, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan secara nasional. Namun, realisasi program transformasi ini memiliki tantangannya sendiri, terutama dari kesiapan klinik di berbagai daerah.
Guna memberikan solusi atas tantangan nasional itu, Klinik Pintar berinisiatif melakukan digitalisasi layanan kesehatan primer (klinik, puskesmas, dan sebagainya). Kendati begitu, Klinik Pintar meyakini bahwa digitalisasi tidak akan terjadi tanpa pemberdayaan klinik. Maka dari itu Klinik Pintar siap menjadi one-stop-solution bagi mitra klinik untuk bisa sukses bersama-sama di era transformasi kesehatan ini.
CEO Klinik Pintar Harya Bimo mengatakan bahwa Klinik Pintar menyambut baik dan siap mendukung program transformasi kesehatan Indonesia yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan. Klinik swasta sebagai bagian penting dari ekosistem pelayanan kesehatan primer di Indonesia perlu menggunakan teknologi dalam kegiatan usahanya.
“Data kesehatan kita sebagian besar masih belum updated dan tidak konsisten. Pandemi COVID-19 semestinya mengajarkan kita tentang pentingnya digitalisasi terutama di sektor Primary Care sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, namun sayangnya masih banyak klinik yang belum siap go digital. Berbagai tantangan yang dialami klinik seperti pengembangan usaha, akreditasi dan standarisasi layanan membuat digitalisasi klinik semakin sulit dilaksanakan. Maka dari itu, Klinik Pintar hadir memberikan solusi secara menyeluruh tidak hanya melalui digitalisasi, namun juga memberdayakan klinik agar lebih maju melalui jaringan pendukung yang terintegrasi,” ujar Harya.
Chief Medical Officer Klinik Pintar Eko S. Nugroho, menambahkan bahwa selain menyediakan platform yang disebut Klinik OS (Klinik Operating System), Klinik Pintar juga turut membantu klinik mengembangkan usahanya melalui kerjasama layanan baru seperti kesehatan preventif, layanan ibu & anak, peningkatan kompetensi dokter umum dan tenaga medis klinik melalui Learning Management System (LMS), dukungan penguatan rantai pasok klinik, pendampingan standarisasi & akreditasi klinik, sampai membantu pemilik klinik mengelola usaha kliniknya secara profesional melalui joint operation sehingga dapat terus bersaing dan tumbuh ke depannya.
“Semua dukungan ini dilakukan oleh Klinik Pintar agar semakin banyak klinik di Indonesia yang dikelola secara modern dan dapat memberikan layanan kesehatan primer dengan kualitas yang tidak kalah dari negara maju. Tentunya dalam mewujudkan hal ini, Klinik Pintar menyadari perlu ada peran aktif dari semua pelaku industri kesehatan dalam mendukung program pemberdayaan klinik di daerah. Maka dari itu, Klinik Pintar mengajak seluruh pemangku kepentingan terutama di sektor pelayanan kesehatan primer di Indonesia, untuk bersama-sama mewujudkan #KlinikBerdaya,” ujar Eko.
Salah satu upaya yang dilakukan Klinik Pintar adalah menggelar acara Silaturahmi Klinik Berdaya di beberapa kota di Indonesia. Salah satunya mengunjungi Pekanbaru. Acara itu diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang mayoritas adalah pemilik dan pengelola Klinik Pratama dan Utama di daerah Pekanbaru dan sekitarnya.
Melalui riset yang didapatkan Klinik Pintar di wilayah Pekanbaru, beberapa permasalahan utama yang dihadapi klinik adalah Strategi Pengembangan Bisnis dan Layanan (29,8%), Akreditasi dan Standardisasi Layanan Klinik (19,3%), serta Peningkatan Kualitas SDM Klinik (12,5%). Permasalahan lain yang juga ditemukan antara lain Sistem Pengelolaan Uang dan Perpajakan (8,8%) dan Pengadaan Obat yang Terjangkau (7,1%).
“Momentum acara silaturahmi klinik berdaya ini harus dimanfaatkan baik oleh ASKLIN, IDI, Dinas Kesehatan, pemilik dan pengelola klinik, serta seluruh stakeholder kesehatan tingkat pratama di Pekanbaru untuk berbenah dan segera menyiapkan diri untuk digitalisasi dan transformasi industri kesehatan,” ucap Ketua Asosiasi Klinik (ASKLIN) wilayah Riau dan Pekanbaru Nuzelly Husnedi.
HENNI SOELAEMAN