youngster.id - Bekerjasama dengan program Bakti Komino, edtech Cakap menggelar kelas pembelajaran Bahasa Inggris untuk para pelaku wisata di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggatra Barat.
Basofi Hadiyanto, pemateri Edtech Cakap mengungkapkan bahwa selama program ini berlangsung, para siswa menunjukkan antusias dan progres belajar yang baik.
“Sebelumnya siswa kami mampu berbahasa Inggris secara terbatas, karena interaksi dengan turis asing. Setelah mendapat kelas Cakap, mereka mendapatkan pengetahuan untuk percakapan yang lebih terstruktur dengan konteks yang lebih luas,” kata Basofi, Kamis (7/12/2023).
Kelas berlangsung selama 15 sesi (13 sesi diantaranya daring), dan diakhiri dengan ujian praktik yang langsung diawasi guru dari Cakap. Saat ujian, para siswa mempraktikkan materi yang telah mereka dapat, mulai dari menulis (writing) hingga percakapan (conversation). Cakap memberikan sertifikat kepada seluruh siswa yang bisa digunakan sebagai bukti keterampilan mereka di bidang bahasa asing keahlian tertentu, yang bisa berguna dalam mengasah keterampilan bahasa asing terutama Inggris dalam menunjang pekerjaan peserta/siswa yang mayoritas bergerak di bidang pariwisata.
Program ini berlangsung selama tiga bulan dengan sejumlah materi silabus yang menyasar pekerja sektor pariwisata. Diantaranya materi percakapan dalam menyambut tamu dan perkenalan diri, memperkenalkan destinasi wisata, hingga menjelaskan adat serta makanan tradisional. Program ini memang menyasar daerah dengan potensi pariwisata tinggi seperti Kabupaten Sikka NTT serta Kabupaten Lombok Utara NTB.
Dua kabupaten yang disasar program ini memiliki potensi dan objek pariwisata yang banyak dikunjungi turis terutama mancanegara. Diantaranya tiga Gili (Air, Meno, Trawangan), yang menyumbang 80% pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Lombok Utara (data BPS, 2019). Sementara Kabupaten Sikka yang terletak di Pulau Flores, memiliki banyak potensi mulai dari pantai, gunung hingga wisata religi.
Awales Syukur, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sikka, mengakui minimnya keterampilan bahasa asing pelaku industri pariwisata di daerahnya. Sehingga materi pembelajaran bahasa asing terutama Bahasa Inggris bagi pelaku pariwisata, mutlak diperlukan.
“Kebutuhan kita saat ini untuk pelaku pariwisata dan UMKM. Kemampuan Bahasa Inggris (dibutuhkan) dalam berkomunikasi dengan wisatawan asing yang berkunjung ke Kabupaten Sikka,” ujar Awales.
Data selama kurun waktu tiga tahun (2020-2022) menunjukkan, kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara ke Sikka naik cukup signifikan. Pada 2020 total wisatawan mencapai 14.455, kemudian naik menjadi 21.333 pada tahun 2021 dan hampir dua kali lipat pada tahun 2022 menjadi 41.733 wisatawan (data BPS). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan SDM industri pariwisata termasuk dalam penguasaan bahasa asing menjadi sebuah keharusan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post