youngster.id - Untuk memaksimalkan pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi bisnis, startup proptech Lamudi melakukan pengurangan karyawan di dalam beberapa departemen.
Mart Polman, CEO Lamudi Indonesia mengatakan, PHK (pemutusan hubungan kerja) ini dilakukan dengan tujuan mencapai keberlanjutan bisnis jangka panjang perusahaan.
“Pengambilan keputusan untuk melakukan restrukturisasi bukanlah hal yang mudah namun penting bagi perusahaan agar dapat terus memberikan dan mengembangkan penawaran yang terbaik bagi pengembang, bank, maupun 30.000 agen properti yang bekerja sama dengan kami. Dengan ini, Lamudi dapat terus menghadirkan layanan yang kompetitif sebagai perusahaan properti teknologi terdepan di Indonesia,” kilah Mart, dikutip Kamis (20/7/2023).
Bagi karyawan yang terdampak dalam restrukturisasi ini, Lamudi berkomitmen untuk memberikan dukungan terbaik, berupa dukungan finansial, kesehatan yang lebih dari yang diwajibkan oleh peraturan yang berlaku dan program outplacement untuk membantu karyawan menemukan pekerjaan berikutnya.
Meski melakukan PHK, diklaim Mart, dalam dua tahun terakhir Lamudi telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dan mencatat kenaikan jumlah pelanggan berbayar sebesar 185%, serta peningkatan pendapatan sebesar 88%. “Optimalisasi yang dilakukan kini bertujuan agar perusahaan dapat mempertahankan laju pertumbuhan yang tinggi,” tambahnya.
Lamudi Indonesia telah berdiri sejak Februari 2014 dan diakuisisi oleh Dubizzle Group (semula EMPG) pada tahun 2020. Pada awal tahun 2022, Lamudi mengakuisisi bisnis properti OLX Indonesia, di mana kedua platform kini bersama-sama melayani lebih dari 22 juta pengunjung dan menerima lebih dari 1,35 juta listings properti baru setiap bulannya. Akuisisi ini juga menjadikan Lamudi sebagai perusahaan teknologi properti (PropTech) terbesar di Indonesia. (*AMBS)
Discussion about this post