youngster.id - Sejatinya, produk fesyen Indonesia telah dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional. Namun itu tidak cukup. Diperlukan upaya promosi yang masif terkait potensi dan kreativitas, termasuk keunikan ragam kain Indonesia sebagai fashion craft.Â
Atas dasar itu, Kementrian Perindustrian yang didukung oleh BEKRAF, Garuda Indonesia, dan Kementrian Perdagangan, menginisiasi sebuah program yang diharapkan menjadi lokomotif bagi industri tekstil dan fesyen agar dapat go internasional dengan lebih ekspansif.
Program ini diawali dengan keikutsertaan Indonesia dalam sebuah event B to B bertaraf internasional di Moscow, Rusia yaitu Collection Premiere Moscow (CPM). Pameran ini sudah berlangsung selama 27 tahun dan memiliki reputasi tinggi serta menjadi salah satu barometer industri fashion di Eropa Timur.
“Produk fesyen Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Daya kreativitas dari generasi muda terus tumbuh. Terbukti dari karya mereka yang membanjiri pasar fashion, baik secara online maupun di bazar-bazar label indie,” ujar Achmad Sigit Dwiwahjono, Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian, Jumat (2/9). “Untuk itu, salah satu upaya yang kami lakukan adalah memfasilitasi beberapa desainer terbaik Indonesia untuk mengikuti pameran fashion tingkat internasional seperti Collection Première Moscow (CPM),” tambahnya.
Ada empat desainer Indonesia yang mengikuti pameran ini, dan karyanya akan dipresentasikan dalam pavilion Indonesia di sana. Mereka adalah Itang Yunasz Ready to Wear, Ardistia New York, Alleira Batik dan Warnatasku.
Keempatnya dinilai memiliki keunikan produk masing-masing yang menjadi fokus keunggulan Indonesia. Alleira dengan koleksi pakaian berbahan batik yang menonjolkan proses batiknya, koleksi Itang Yunasz yang memperlihatkan beragam keindahan corak kain Indonesia dengan teknik printing, Ardistia NY memperlihatkan koleksi yang sangat fashion forward, edgy dan modern bernuansa dan berselera kota besar, serta Warnatasku yang akan membawa produk tas dengan material kain Indonesia.
Pameran CPM ini diselenggarakan pada tanggal 31 Agustus hingga 3 September 2016. Pameran CPM ini pertama kali diikuti Indonesia. Keikutsertaan Itang Yunasz yang membawa koleksi busana muslimnya juga diharapkan bisa sesuai untuk pasar Rusia yang kini mempunyai pangsa pasar busana muslim yang meningkat.
“Dengan mengikuti pameran CPM ini, diharapkan nantinya para buyers tidak ragu lagi untuk melakukan buying trip ke negara kita dengan menghadiri acara-acara fashion yang kita gelar,” ujarnya.
Beberapa kegiatan fesyen dalam negeri yang telah dikenal, di antaranya: Indonesia Fashion Week, Jakarta Fashion Week, serta Jakarta Fashion and Food Festival.
HENNI T. SOELAEMAN
Discussion about this post