youngster.id - ENGIE, bermitra usaha dengan Electric Vine Industries (EVI) untuk menyediakan akses energi berkelanjutan di seluruh Propinsi Papua.
Didier Holleaux, Wakil Presiden Eksekutif ENGIE Group mengatakan tujuan kerjasama itu untuk mengembangkan, mendanai, membangun, mengoperasikan dan mengelola jaringan mikro fotovoltaik cerdas guna melayani sekitar 2.5 juta penduduk di seluruh PropinsiPapua. Mereka akan menyediakan listrik terbarukan selama 24 jam per-hari 7 hari seminggu untuk 3.000 desa selama periode 20 tahun.
“Proyek ini sangat sesuai dengan strategi dan visi ENGIE Group. Kami ingin menjadi pelopor di dunia energi baru melalui upaya inovasi bersama dan kemitraan, merancang dan mengembangkan model energi baru yang telah terdekarbonisasi,ter-digitalisasi, dan ter-desentralisasi guna meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat serta mendukung peluang pertumbuhan bagi bisnis dan komunitas sekitar,” papar Didier dalam keterangan resmi, Jumat (2/6/2017).
Saat ini EVI telah mengoperasikan jaringan mikro percontohan sejak Maret 2015 di Papua dan berhasil
menyediakan listrik untuk 24 jam per hari selama 7 hari seminggu kepada 250 orang masyarakat sekitar
sejak dua tahun terakhir. Hal ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya
dimana ketersediaan listrik hanya selama tiga jam per-malam. Dengan terpenuhinya kebutuhan listrik,
bukan saja hanya mendukung kebutuhan dasar yang diperlukan masyarakat desa, namun juga
memberikan peluang baru untuk mendapatkan penghasilan.
“Kemitraan ini merupakan langkah yang sangat besar untuk EVI, khususnya terkait upaya kami dalam
menyediakan listrik bagi daerah-daerah terpencil di Indonesia. Saat ini kami didukung oleh ENGIE, yang
merupakan produsen listrik independen terbesar di dunia, kami sangat antusias dengan dukungan
tersebut khususnya terkait mewujudkan proyek ini,” ungkap Bryse Gaboury, Co-Founder dan CEO Electric Vine Industries.
Menurut dia, proyek ini merupakan bagian dari dukungan kami dalam mewujudkan target pemerintah untuk memenuhi 100% elektrifikasi di seluruh Indonesia pada tahun 2020. Proyek ini mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah daerah terkait, dimana pelaksanaan proyek diatur oleh Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 38 Tahun 2016 mengenai “Percepatan Elektrifikasi di Pedesaan Belum Berkembang, Terpencil, Perbatasan dan Pulau Kecil Berpenduduk melalui Pelaksanaan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil”.
Saat ini, Papua memiliki rasio elektrifikasi terendah bila dibandingkan dengan propinsi lain di
Indonesia. Proyek kemitraan ini menujukkan komitmen ENGIE dalam berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia melalui akses energi berkelanjutan dan elektrifikasi pedesaan. Saat ini ENGIE juga telah memulai pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi suhu tinggi di Muara Laboh, yang
merupakan proyek terbarukan ENGIE Group pertama di Indonesia dan juga pertama di dunia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post