youngster.id - Perempuan berhak untuk memperoleh hak yang setara untuk mengembangkan kompetensi dan aktualisasi dirinya di berbagai bidang, termasuk esports. Ini menunjukkan peran nyata perempuan dan mendorong peningkatan kontribusi dalam industri game.
Demikian diskusi Esports Sisterhood bertajuk Equity yang menjadi bagian dari agenda Indonesia Esports Summit: IESF 14th World Esports Championships 2022 di Merusaka Nusa Dua Bali.
“Equity yang kami serukan adalah sebuah keadilan. Bukan penyamarataan antara laki-laki dan perempuan. Perempuan dan laki-laki memiliki kebutuhan yang berbeda. Untuk mengoptimalkan peran perempuan, semua pihak sebaiknya memberikan dukungan sesuai dengan kelebihan dan karakteristik alami perempuan yang tentunya berbeda dengan laki-laki,” kata Diana Sutrisno Board of Equity IESF dan inisiator Esports Sisterhood dalam siaran pers, Senin (5/12/2022).
Pandangan serupa juga disampaikan Sherlintsu, streamer dan pro player asal Indonesia, dan Tiffani, Athlete Committee IESF asal Korea Selatan. Keduanya berpendapat bahwa perempuan harus mendapat kesempatan yang sama dalam semua bidang.
Menurut Serlintsu, kehadiran wanita di ajang esport kerap dipandang sebelah mata. Bahkan, tidak divalidasi ketika mereka berada dalam satu tim dengan pria.
“Seolah kemenangan yang didapat tim semata-mata hanya hasil kerja keras para player pria. Sindiran seperti “numpang menang” atau pernyataan seperti “di-carry doang” (sebuah ejekan yang berarti rekan setimnya yang bermain dengan terlalu baik) juga sering didapati peremuan. Hal itu membuat perempuan merasa terdiskriminasi, meski kenyataannya mereka memiliki skill yang setara dengan pro player pria,” kata Sherlintsu.
Sementara itu Maria, pendiri What’s The Meta (WTM), mengatakan bahwa lingkungan dan mindset menjadi penghalang terbesar ketika perempuan berusaha masuk ke dalam dunia esports.
“Perempuan dihantui oleh stigma-stigma yang berkembang di masyarakat bahwa mereka seharusnya berada di dapur, memasak, mengurus anak dan mengerjakan pekerjaan rumah,” ujarnya.
Sementara itu Staf Khusus Komunikasi dan Humas Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) Debora Imanuella mengatakan, pentingnya membuat sebuah wadah khusus yang aman bagi perempuan agar perempuan makin mampu berkompetisi dan berprestasi di bidang esports.
“Terus berikan dukungan semangat untuk para perempuan agar tidak mudah menyerah dan terus semangat dalam membangun keyakinin diri bahwa perempuan punya potensi besar untuk berdaya, berkembang, dan berkontribusi melalui esports,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post