youngster.id - Membaiknya situasi pandemi COVID-19 serta dihapusnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah saat ini membuat banyak orang berpikir bahwa semuanya akan kembali seperti sedia kala. Ternyata pandemi justru melahirkan ‘kenormalan baru’ yang mengubah kehidupan masyarakat secara signifikan, termasuk dalam cara mereka bekerja.
Di seluruh wilayah Asia Pasifik, dua pertiga karyawan yang diperbolehkan bekerja jarak jauh lebih memilih sistem kerja hybrid. Saat pengadopsian sistem kerja hybrid semakin meningkat, gagasan mengenai ‘ruangan’ untuk bekerja tidak lagi relevan namun berkembang menjadi ‘pusat kolaborasi,’ di mana karyawan dapat berinteraksi dan bekerja secara kohesif dengan rekan kerjanya di manapun tanpa adanya batasan ruangan.
Video Collaboration Lead Logitech Indonesia Bayu Eko Susetio mengatakan, untuk perkantoran perlu mendobrak batasan ruang kerja yang terisolir serta menggabungkan solusi-solusi yang dapat membuat kolaborasi antar karyawan dari berbagai lokasi semakin lancar.
“Pertanyaannya saat ini adalah sejauh mana cara bekerja telah berubah dan bagaimana perkantoran beradaptasi untuk memfasilitasi komunikasi dan diskusi antar karyawan? Saat di mana ‘ruangan’ untuk bekerja tidak lagi berlaku,” ungkap Bayu dalam keterangan pers, Jumat (6/1/2023).
Menurut Bayu, saat semua orang mempertimbangkan cara baru untuk bekerja dan berkolaborasi, perusahaan harus memiliki prinsip panduan logis di tempat kerja yang dapat memastikan setiap karyawan yang terlibat mendapatkan pengalaman terbaik dan berpotensi menjadi investasi besar dalam produktivitas serta efisiensi kerja.
Prinsip yang pertama adalah kesetaraan. Individu pasti memiliki fungsi, jabatan, lokasi, serta kebutuhan ruang yang berbeda. Untuk memberikan logika baru bekerja yang terbaik, perusahaan perlu mencari rangkaian solusi teknologi yang dapat mendorong inklusifitas dan kesetaraan pengalaman bekerja bagi semua karyawan.
Prinsip yang kedua berbicara tentang kolaborasi. Dengan banyaknya bentuk meeting yang dapat dilakukan saat ini, pengalaman kolaborasi yang dapat dirasakan mungkin jadi tidak maksimal. Maka dari itu, perusahaan harus menunjang kolaborasi antar ruang yang efektif, membuat hal tersebut sama atau bahkan lebih baik dari kolaborasi secara langsung dengan cara memungkinkan koneksi dan kreasi bersama yang otentik, sehingga mendorong budaya kerja hybrid yang sehat.
“Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip tersebut dapat dikapitalisasi dengan baik, pengadopsian teknologi menjadi fundamental yang penting. Dari sistem konferensi video yang lengkap di dalam ruangan meeting, digital whiteboard, hingga professional external webcam, perusahaan dapat memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan ruang kerja mereka sehingga seluruh karyawan dapat berhasil di era logika kerja yang baru,” tutup Bayu.
STEVY WIDIA
Discussion about this post