youngster.id - Penyebaran berita palsu dan tak jarang bersifat provokatif kerap terjadi di media sosial. Untuk memberantas hal itu Facebook menembuh berbagai cara, hingga bisa menekan konten palsu hingga 80%.
Alice Budisatrijo, News Partnership Lead Facebook Indonesia mengatakan terdapat beberapa langkah yang diambil oleh perusahaan. Facebook akan menghapus konten yang terbukti melanggar standar komunitas Facebook. Selain itu konten yang berasal dari akun palsu dan konten yang berasal dari akun yang berulang kali menyebarkan berita palsu akan dihapus.
Bila ada konten klik bait, palsu, berkualitas rendah tapi tidak melanggar standar komunitas Facebook, maka Facebook akan mengurangi distribusi konten tersebut. Alice menyatakan berdasarkan data internal Facebook secara global berita-berita palsu distribusinya berkurang hingga 80%.
“Cara kerjanya, berita yang dicurigai akan ditandai dan dikirimkan ke fact checker. Bila berita tersebut palsu, maka akan ditandai sebagai berita palsu. Lalu akan Facebook turunkan distribusinya, ujar Alice di Jakarta, Jumat (18/5).
Awal April 2018 lalu, facebook menjalin kerjasama dengan pihak ketiga yang bisa mengkurasi fakta dari sebuah konten (third-party fact checker). Melalui kerjasama ini, Facebook memiliki fitur menganalisa fakta dari sebuah berita yang ada di Facebook.
Alice bilang saat ini mitra fact checker Facebook di Indonesia baru Tirto. Lantaran baru perusahaan ini yang mendapatkan sertifikasi fact checker dari International Fact Checking Network (IFCN). Ke depannya Alice bilang pihaknya akan menjalin kerjasama dengan mitra lain, selama mitra tersebut sudah mendapatkan sertifikat dari IFCN.
Bila seseorang terlanjur menyebarkan berita palsu, hasil analisis fitur ini akan mengirimkan pemberitahuan kepada pengguna agar menghapus konten yang sudah disebarkan sebelumnya.
“Bila satu homepage di Facebook menyebarkan satu kali konten palsu maka kontribusinya diturunkan. Bila berulang kali menyebar berita palsu maka akan diturunkan seluruh konten dan domain page tersebut dan tidak bisa beriklan di Facebook,” tambah Alice.
STEVY WIDIA
Discussion about this post