youngster.id - Sekitar 40% pelaku bisnis di Asia Pasifik berencana mengalihkan fokus perdagangan ke pasar Intra-Asia dan Eropa dalam 12 bulan mendatang, menurut temuan FedEx Express dari serangkaian webinar yang diikuti lebih dari 3.800 pelanggan di sembilan negara Asia Pasifik.
Perubahan ini terjadi di tengah penyesuaian aturan kepabeanan dan tarif global, termasuk perubahan batas de minimis di Amerika Serikat. Untuk membantu bisnis menavigasi kompleksitas regulasi tersebut, FedEx menyediakan berbagai panduan dan inovasi digital baru.
“Sebagai mitra perdagangan terpercaya, kami berkomitmen membantu pelanggan meningkatkan transparansi biaya, memperlancar proses kepabeanan, dan membuka peluang pertumbuhan baru di kawasan dan Eropa,” ujar Salil Chari, Senior Vice President, Marketing and Customer Experience, Asia Pacific, FedEx, dikutip Selasa (21/10/2025).
Dari hasil survei internal FedEx: 27% bisnis menilai perubahan regulasi menjadi tantangan utama perdagangan internasional; 25% menginginkan transparansi bea dan pajak yang lebih jelas sebelum pengiriman; 24% membutuhkan akses langsung ke pakar regulasi perdagangan.
Sebagai tanggapan, FedEx menghadirkan AI-powered customs chatbot dan pencarian kode Harmonized Tariff Schedule (HTS) berbasis kecerdasan buatan untuk mempercepat proses deklarasi barang dan meminimalkan keterlambatan.
Selain itu, FedEx memperkuat konektivitas Intra-Asia dan Asia–Eropa melalui pembukaan rute penerbangan baru antara Korea Selatan–Vietnam dan Korea Selatan–Taiwan, serta peluncuran platform Go-To Europe Hub di Australia, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, dan Singapura.
HENNI S.
Discussion about this post