youngster.id - Saat ini, sekitar 26% atau 47 juta jiwa dari total populasi penduduk dewasa di Indonesia telah memiliki rekening bank namun masih menghadapi keterbatasan akses ke layanan keuangan konvensional. Jumlah populasi underbanked di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.
Orang disebut underbanker itu salah satunya karena riwayat kredit yang terbatas. Bagi pelaku perbankan konvensional pun, tidak mudah untuk menggarap potensi tersebut mengingat regulasi perbankan yang ketat. Dalam kondisi tersebut, kemajuan industri keuangan digital (fintech) membawa angin segar.
Kredivo, platform kredit digital terdepan di Indonesia, mengamini pentingnya edukasi terkait fintech untuk masyarakat.
“Ini yang menjadi alasan Kredivo untuk aktif terlibat dalam berbagai kolaborasi dengan regulator dan asosiasi yang menjangkau masyarakat underbanked, termasuk yang berdomisili di luar ibu kota,” ungkap Lily Suriani, General Manager Kredivo dalam keterangannya, Kamis (19/12/2019).
Untuk itu Kredivo pun turut berpartisipasi di Fintech Exhibition 2019 yang diusung Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPBI) di Surabaya. Tujuannya, untuk memberikan pemahaman yang benar terkait berbagai produk dan layanan fintech serta perkembangan industri yang yang pesat selama tiga tahun terakhir.
Selain berkolaborasi dengan regulator dan asosiasi, Kredivo juga bekerja sama dengan lembaga akademis untuk menanamkan literasi keuangan semenjak dini, salah satunya lewat program bertajuk “Kredivo Goes to Campus” yang diselenggarakan melalui kerja sama dengan Politeknik Negeri Medan pada 7 Desember lalu. Inisiatif ini akan semakin digalakkan di tahun 2020 nanti demi mewujudkan visi Kredivo membangun generasi depan Indonesia yang melek keuangan.
“Penerimaan masyarakat terhadap industri fintech bisa dikatakan luar biasa. Kredivo sendiri sudah menilai kelayakan kredit lebih dari 3 juta pengguna dan menyalurkan hampir 30 juta pinjaman sampai tahun ini. Kami percaya bahwa keamanan layanan menjadi kunci utama untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap industri ini. Di sisi lain, edukasi terhadap masyarakat underbanked menjadi prioritas yang tidak kalah penting guna memastikan pengguna dapat kritis dalam memilih produk dan layanan dari perusahaan yang kredibel selain juga bijak dalam mengelola pinjaman,” tutup Lily.
STEVY WIDIA
Discussion about this post