Fintech Modalku Ekspansi 4 Negara Dengan Nama Funding Societies

Modalku

Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - PT Mitrausaha Indonesia Grup yang dikenal dengan layanan fintech peer to peer lending Modalku berekspansi ke tiga negara di Asia Tenggara. Yang terbaru, Modalku hadir dengan brand Funding Societies di Thailand.

Funding Societies diberikan lisensi crowdfunding pinjaman oleh Securities and Exchange Commission (SEC), badan regulator keuangan Thailand pada 2 Februari 2021. Dengan izin tersebut, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan startup Thailand dapat menggunakan layanan Funding Societies untuk mendapatkan pinjaman usaha, baik dari pendana individu maupun institusi. Sebelumnya dengan Funding Societies juga telah hadir di Singapura dan Malaysia.

“Komitmen kami untuk memberikan fasilitas pinjaman yang sesuai dengan kebutuhan UMKM juga ditunjukkan dengan menjadi salah satu penyelenggara P2P lending yang berizin resmi di empat negara di Asia Tenggara. Melalui kolaborasi antar negara, Grup Modalku akan terus berinovasi menjadi platform fintech terpilih bagi seluruh stakeholder kami,” ungkap Reynold  Wijaya Co-Founder & CEO Modalku dalam keterangannya, Selasa (9/2/2021).

Funding Societies Thailand berkomitmen untuk menyediakan akses terhadap modal usaha bagi para pelaku usaha serta alternatif investasi yang menarik bagi para pendana. Ada lebih dari 50% dari 3 juta UMKM di Thailand terhambat oleh sulitnya memperoleh pinjaman usaha, khususnya pinjaman modal usaha jangka pendek.

Menurut International Finance Corporation, situasi ini menyebabkan adanya kesenjangan dana usaha sebesar lebih dari USD40 miliar bagi UMKM Thailand.

Varun Bhandari, Country Head Funding Societies Thailand, menambahkan kurangnya pendanaan ini diperparah oleh pandemi Covid-19, di mana kreditur telah mengurangi akses pinjaman demi mengelola risiko finansial.

“UMKM berkontribusi terhadap 40% dari PDB Thailand, tetapi segmen ini menghadapi banyak tantangan saat berusaha mengakses pinjaman dari institusi konvensional, mulai dari kurangnya aset untuk jaminan, persyaratan dokumen yang sulit, serta proses persetujuan yang panjang,” ujar Varun.

Perusahaan mengklaim, manajemen risiko perusahaan setidaknya mampu menekan tingkat gagal bayar hingga di bawah 2%. Tercatat, perusahaan sudah menyalurkan pinjaman usaha sekitar Rp21,8 triliun kepada lebih dari 3,7 juta transaksi pinjaman.

Oleh sebab itu, dengan teknologi, Funding Societies menawarkan UMKM selaku borrower, cara baru untuk mendapatkan pinjaman usaha yang cepat, terjangkau, dan simpel.

“Di sisi lain, pendana [lender] di Thailand memperoleh kesempatan untuk memperluas instrumen alternatif investasi yang mereka miliki serta menghasilkan tingkat bunga yang menarik sambil memberdayakan usaha lokal,” tambahnya.

Di Thailand, Funding Societies akan menyediakan berbagai opsi pinjaman tanpa persyaratan agunan untuk membantu UMKM melakukan ekspansi bisnis, memperoleh modal usaha, atau membiayai proyek.

Perusahaan juga menggandeng partner seperti Lazada, Zilingo, dan Bank CIMB agar dapat turut melayani UMKM dalam ekosistem mereka. Pendana di Thailand pun akan dapat masuk ke platform crowdfunding Funding Societies untuk mengakses kesempatan mendanai berbagai pinjaman usaha.

Melalui aktivitas pendanaan, pendana mendapatkan diversifikasi alternatif investasi yang menarik. Di tengah pandemi covid-19, manajemen risiko Grup Modalku yang kuat telah mempertahankan tingkat default pinjaman di bawah 2%.

Sampai saat ini, Grup Modalku yang mengawali usahanya sejak 2016, telah menyalurkan pinjaman usaha sekitar Rp21,8 triliun dengan lebih dari 3,7 juta transaksi pinjaman.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version