youngster.id - Pandemi telah mendorong pelaku bisnis untuk berinovasi. Hal ini sangat terlihat pada pelaku startup di bidang kuliner. Di tengah situasi yang sulit sejumlah startup kuliner mampu meningkatkan valuasi perusahaan. Salah satunya adalah Fore Coffee, perusahaan rintisan spesialis kopi.
Co-Founder dan COO Fore Coffee Elisa Suteja mengatakan meskipun terpengaruh oleh pandemi Covid-19 sehingga pertumbuhan yang terjadi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi di sisi yang lain, pandemi justru membuat penetrasi terhadap dunia digital menjadi semakin cepat.
“Fore percaya bahwa ini adalah peluang untuk kami sebagai salah satu pemain industri makanan dan minuman yang mengkombinasikan F&B dan teknologi untuk bertumbuh semakin besar di masa post pandemi,” ungkap Elisa dalam keterangannya, Kamis (29/4/2021).
Bahkan dia menyatakan, optimis untuk meningkatkan valuasi perusahaan ke level unikorn. Hal itu karena Elisa melihat peluang di kota layer dua dan tiga. Untuk itu, Fore Coffee berencana untuk melanjutkan ekspansi di kota-kota baru di pulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi. Selain itu, juga berinovasi dengan menyajikan opsi minuman yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia.
“Yang terbaru dari kami adalah produk Manuka Series, menu kopi dan teh dengan madu manuka yang sudah dikenal dengan khasiatnya untuk tubuh. Menu ini tersedia di lebih dari 60 outlet Fore Coffee, memungkinkan konsumen untuk mendapatkan opsi yang lebih baik untuk tubuh mereka dengan jangkauan yang Fore miliki,” katanya.
Fore Coffee telah mendapatkan pendanaan sebesar US$8,5 juta atau setara dengan Rp127 miliar pada 2019 dari East Ventures, SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, Insignia Ventures Partners, dan beberapa angel investor. Berdasarkan data DSResearch, kedua startup tersebut saat ini merupakan bagian dari barisan centaur di Indonesia, yaitu sebutan untuk startup yang telah mencapai valuasi lebih dari US$100 juta (Rp1,4 triliun) dan di bawah US$1 miliar (Rp14 triliun).
STEVY WIDIA
Discussion about this post