Game Simulasi Bisnis Dalam Bentuk VR Bisa Pangkas Birokrasi

Teknologi virtual reality interaktif. (Foto: ilustrasi/istimewa/youngster.id)

youngster.id - Penyedia software keamanan Kaspersky menciptakan sebuah game simulasi bisnis dalam bentuk virtual reality atau VR. Berkat teknologi tersebut, pengambil keputusan dan manajer senior perusahaan dapat “bekerja” sebagai spesialis keamanan informasi. Game ini memungkinkan mereka berkaca dari pengalaman langsung bagaimana keputusan terkait keamanan siber memengaruhi bisnis.

Menurut survei Kaspersky terhadap lebih dari 330 perusahaan industri di seluruh dunia, masalah birokrasi, seperti proses persetujuan yang panjang (31%) dan terlalu banyak pembuat keputusan (23%), menjadi beberapa faktor hambatan paling umum untuk memperkenalkan proyek keamanan informasi.

Untuk menyampaikan pesan kepada para eksekutif bisnis mengenai potensi implikasi keamanan siber dan membantu mereka lebih memahami topik tersebut, Kaspersky menawarkan game simulasi bisnis khusus. Dan dengan terjemahan ke VR, skenario pembangkit listrik dari permainan menjadi lebih ilustratif, karena manajer puncak sekarang benar-benar tenggelam dalam pekerjaan departemen keamanan informasi.

“Setelah masa pembatasan sosial, kami memindahkan Kaspersky Interactive Protection Simulation ke dalam format online. Dan meskipun ini cukup berhasil, kami menyadari bahwa para peserta tidak memiliki atribut fisik permainan – misalnya, mereka tidak dapat melihat anggota tim atau kartu permainan secara fisik. VR menyediakan ini dan banyak lagi – sekarang tidak hanya dapat mendengar ketika ada ledakan di pabrik, tetapi mereka dapat pergi menuju jendela dan melihatnya. Pengalaman yang begitu mendalam ini dapat meningkatkan efektivitas pelatihan,” ujar Denis Barinov, Head of Kaspersky Academy.

Kaspersky Interactive Protection Simulation adalah bagian dari portofolio Kaspersky Security Awareness, yang menggabungkan teknik pembelajaran modern dengan keahlian perusahaan yang luas dalam keamanan siber.

Semua peserta permainan dibagi menjadi beberapa tim lawan yang akan memainkan permainan secara paralel. Mereka berperan sebagai karyawan dari departemen keamanan informasi yang berbeda di pembangkit listrik. Dengan bantuan kacamata VR, pemain “dipindahkan” ke pusat kendali, di mana mereka dapat melihat anggota tim mereka (dalam bentuk avatar grafis) dan model tanaman. Dari jendela, mereka dapat melihat fasilitas pabrik dan kota yang dialiri listrik oleh perusahaan.

Tugas mereka adalah membuat dan menjalankan strategi keamanan informasi yang membuat pembangkit listrik tetap bekerja dan menghasilkan pendapatan, serta merespons peristiwa keamanan siber yang terjadi dalam game. Untuk melakukan ini, pemain harus memilih kartu dengan tindakan proaktif dan reaktif – misalnya, untuk melakukan audit keamanan, membeli solusi perlindungan titik akhir, atau merilis pernyataan publik jika terjadi kesalahan.

Dengan begitu, para eksekutif bisnis akan mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai inisiatif keamanan siber, atau manfaatnya terhadap bisnis mereka dan mempertimbangkan anggaran keamanan siber sebagai sebuah investasi strategis.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version