youngster.id - Sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani dalam bentuk pemberian dukungan permodalan, startup agritech TaniHub Group menjalin kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), yang merupakan Satuan Kerja (Satker) Kementerian Koperasi dan UKM.
Menurut Pamitra Wineka, President TaniHub Group, melalui kerja sama ini pihaknya berharap dapat memberi dampak terhadap lebih banyak petani, sesuai dengan salah satu pilar bisnis perusahaan, yaitu Social Impact (Dampak Sosial).
“Kami berharap dapat menciptakan dampak yang lebih besar kepada lebih banyak petani di Indonesia. Tentunya, kami tidak bisa bekerja sendiri, sehingga kolaborasi dalam hal ini dibutuhkan untuk mencapai mimpi tersebut. Dengan luasnya jaringan koperasi binaan LPDB-KUMKM dan layanan TaniHub Group yang mencakup dari hulu ke hilir, kami yakin bahwa langkah ini dapat semakin terakselerasi,” ujar Pamitra dalam siaran persnya, Sabtu (2/1/2020).
Melalui kerja sama ini, lanjut Pamitra, memungkinkan TaniHub Group bisa menyerap hasil tani dari koperasi-koperasi petani binaan LPDB-KUMKM.
Berdasarkan data LPDB-KUMKM, saat ini terdapat 3.055 koperasi petani dan nelayan yang bermitra dengan lembaga tersebut. Rata-rata koperasi petani binaan LPDB-KUMKM memiliki 960 anggota dengan berbagai macam hasil tani dan produk ikan. Lembaga tersebut menilai potensinya masih sangat besar karena saat ini terdapat 9.126 koperasi sektor riil yang bergerak di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Selain itu, TaniFund, platform peer-to-peer lending milik TaniHub Group, dapat melakukan pendampingan on-farm maupun pendanaan budidaya terhadap para petani yang tergabung dalam koperasi-koperasi tersebut sehingga kualitas produksi mereka dapat meningkat.
Sementara itu, LPDB-KUMKM dapat memberikan dukungan kepada TaniHub berupa modal kerja untuk term pembayaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan di pasar, setelah hasil panen petani diserap dan dipasarkan oleh TaniHub. Untuk itu, dukungan ini dapat mengurangi risiko mismatch jangka waktu pembayaran atas produk yang diserap pasar.
“Dengan skema kerja sama ini diharapkan para petani yang tergabung dalam wadah koperasi mendapatkan harga beli yang lebih baik dan bersaing. Dengan begitu, kesejahteraan mereka akan terangkat,” ujar Supomo, Direktur Utama LPDB-KUMKM.
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) yang dipimpin oleh Teten Masduki berharap perjanjian ini dapat menjadi tonggak pemberdayaan koperasi dan UKM sehingga mendukung upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional.
Dalam kunjungannya ke fasilitas Processing and Packing Center (PPC) Malang milik TaniHub Group belum lama ini, Teten Masduki mengatakan bahwa KemenkopUKM mendukung dimulainya sebuah pilot project untuk model bisnis korporatisasi pertanian dengan TaniHub Group.
Dalam model tersebut, para petani binaan KemenkopUKM yang tergabung dalam koperasi petani dapat memasarkan produknya melalui TaniHub, serta mendapatkan pembiayaan dari platform peer-to-peer lending di bawah TaniHub Group, yaitu TaniFund, dan didukung oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) di bawah pengawasan kementerian tersebut.
“Kami berharap, model bisnis ini dapat menjadi percontohan ‘corporate farming’ yang melibatkan petani, koperasi, dan juga offtaker-nya, didukung oleh sistem pembiayaan yang memungkinkan para petani menjadi lebih bankable dan accessible terhadap industri keuangan formal,” pungkas Teten.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post