youngster.id - Jumlah penduduk dari tingkat usia gen z ada sekitar 24,2 persen atau 66,74 juta jiwa. Menariknya banyak diantara mereka belum memiliki literasi keuangan, sehingga sering kali mengalami kerugian.
Kondisi ini mendorong asuransi JAGADIRI gencar memberi edukasi pentingnya mengelola keuangan dalam program literasi bertajuk “Jaga Duit, Jadiin Habit”.
Direktur Asuransi JAGADIRI Priska Sari Kurniawan mengatakan, pihaknya ingin mengajak para generasi muda untuk bisa memiliki habit yang baik dalam mengelola keuangan.
“Kami berkomitmen untuk membekali setiap nasabah dengan edukasi akan cara mengelola keuangan dengan baik, termasuk mengantisipasi risiko yang mungkin muncul. Untuk itu kami berinisiatif berbentuk kegiatan edukasi dan literasi keuangan beserta asuransi yang kami tujukan kepada masyarakat muda,” kata Priska, Jumat (1/12/2023).
Priska menambahkan sebagai perusahaan asuransi pendekatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan anak muda. Untuk itu, asuransi JAGADIRI menargetkan kegiatan literasia ini dilakukan secara berkelanjutan.
“Selaras dengan misi kami sebagai perusahaan asuransi yang memberikan rasa aman kepada setiap nasabah, kami tidak hanya hadir dengan menawarkan produk perlindungan di setiap situasi. Lebih dari itu, kami juga berkomitmen untuk membekali setiap nasabah dengan edukasi akan cara mengelola keuangan dengan baik, termasuk mengantisipasi risiko yang mungkin muncul,” pungkasnya.
Bekerja sama dengan PT Indoperkasa Suskesjaya Reasuransi (Inare), kegiatan ini menghadirkan praktisi keuangan dan asuransi berpengalaman, Susatyo Widodo . Dia memberikan sejumlah poin penting, seperti perencanaan keuangan yang sudah bisa dilakukan sejak di bangku kuliah.
“Melakukan financial planning sejak awal menjadi langkah penting karena dapat membantu memaksimalkan penggunaan anggaran, melindungi diri dari risiko keuangan yang tidak terduga, serta menciptakan masa depan yang aman,”ujarnya.
Menurut Susatyo gen Z perlu 4 hal penting. Yaitu memahami inflasi dan dampaknya pada perencanaan keuangan, cara menghitung tax sesuai penghasilan, mempelajari life cycle dan hubungannya dalam perencanaan keuangan, serta mengeksplorasi opsi untuk meningkatkan pemasukan.
Peserta kegiatan ini juga dibekali dengan pembelajaran mengenai value of money. Di sini para mahasiswa dihadapkan pada realita akan potensi terjadinya resesi, keadaan ekonomi yang melemah, dan faktor eksternal. lain yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan masing-masing. Bukan hanya dihadapkan pada potensi ancaman yang terjadi, namun tiap generasi muda turut dibekali dengan cara antisipasi dan persiapan matang untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.
STEVY WIDIA