Generasi Muda Indonesia Proaktif Akan Isu Polusi

Polusi di perkotaan. (Foto: ilustrasi/istimewa)

youngster.id - Menurut penelitian terbaru dari Cambridge International, generasi muda di Indonesia mengatakan bahwa polusi adalah isu terbesar yang dihadapi dunia saat ini dan mereka secara proaktif mengambil tindakan untuk mengatasinya.

Hasil survei mengungkap bahwa pelajar Indonesia menganggap polusi (termasuk sampah plastik) sebagai isu terbesar yang dihadapi dunia saat ini, dengan 21% responden. Mereka sangat bersemangat menangani isu ini, di mana 93% responden menyatakan bahwa mereka melakukan berbagai tindakan nyata. Lebih dari setengah mengatakan bahwa mereka mengubah gaya hidup demi mengurangi dampak pribadi, serta berbagi pengetahuan kepada keluarga dan teman untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu tersebut, dan juga mendorong mereka untuk mengubah gaya hidup.

Sementara, hasil survei secara global menunjukan bahwa pelajar di dunia menganggap bahwa tantangan terbesar adalah perubahan iklim, yang merupakan pilihan pertama di tiga perempat negara yang disurvei. Menurut murid-murid Indonesia, perubahan iklim adalah isu terbesar kedua, diikuti oleh isu ‘intoleransi terhadap orang karena perbedaan’ yang berada di urutan ketiga.

“Anak-anak muda di Indonesia memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan sangat tertarik terhadap beragam isu, tidak hanya isu dalam negeri, tetapi juga di dunia,” ujar Ben Schmidt, Regional Director Southeast Asia & Pacific, Cambridge Assessment International Education dalam keterangannya, Selasa (3/3/2020) di Jakarta.

Lebih dari 11.000 pelajar berusia 13 sampai 19 tahun berpartisipasi dalam survei Global Perspectives yang digelar oleh Cambridge International. Survei tersebut menunjukan bahwa ada keinginan pelajar untuk mempelajari isu global di sekolah, dengan 97% pelajar Indonesia menyetujui bahwa hal tersebut penting untuk dilakukan. Sebanyak 93% juga setuju pentingnya berdiskusi mengenai isu global di sekolah dengan teman dan guru. Namun, hampir setengah dari pelajar Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak mempelajari isu global di sekolah walaupun mereka menginginkannya.

“Kami percaya bahwa pendekatan pendidikan yang tepat, yang memperluas wawasan dan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, dapat memberikan kemampuan berpikir kritis dan berkolaborasi kepada pelajar Indonesia untuk memiliki kesadaran global, yang turut dilengkapi dengan perspektif lokal untuk masa depan,” kata Ben.

Survei dilakukan menjelang Cambridge Global Perspectives Week yang berlangsung pada 1-7 Maret 2020. Hasilnya, 4 dari 5 (84%) pelajar Indonesia yang disurvei mengatakan bahwa mereka akan memilih untuk berkarir di tempat di mana mereka dapat memberi kontribusi positif untuk mengatasi isu global, sementara 82% akan mempertimbangkan bagaimana sikap tempat-tempat kerja terhadap isu-isu global tersebut saat melamar pekerjaan.

“Di dunia yang terus menerus berkembang dengan berbagai tantangan besar di masa depan, kami merasa bahwa sangat penting bagi pelajar untuk tidak hanya mengetahui isu-isu global, namun juga mengembangkan kemampuan meneliti, berdiskusi, dan menilai fakta, serta bekerja sama untuk memahami berbagai perspektif di seluruh dunia,” ungkap Christine Özden, Chief Executive, Cambridge International.

STEVY WIDIA

Exit mobile version